Diam diam aku ketakutan. Pada jala jala yang telah ditebar di lautan. Jala itu adalah aku, sedang lautan adalah takdir. Aku yang berhamburan menyelami takdir-takdir yang tak terbatas. Aku yang berjalan tanpa nahkoda. Oh tidak, sebenernya aku masih punya Tuhan. Ia yang akan menjadi penuntunku menyebrang.