Tawa riang bersama....
Menyambut masa depan kita berdua....
Mencoba melupakan....
Melupakan kenangan lama yang menyakitkan....
Awalnya membingungkan....
Semakin lama waktu berlalu, yakin mulai kudapatkan....
Mungkin inilah yang aku, kita inginkan....
Namun, akhir yang kita inginkan takkan datang....
Meski kau bertanya bagaimana kabarku?
Ku kan menjawab kalau aku baik-baik saja, menyembunyikan rasa sakit....
Ku tak tega mengatakan rahasiaku padamu....
Ku tak ingin kau khawatir....
Bahwa ini semua hanyalah ilusi yang kubuat demi keinginanmu....
Meskipun begitu, kau pun mulai sadar....
Kau bertanya banyak hal tentangku....
Kau tak percaya dengan kebohonganku lagi....
Pada akhirnya, air mata menetes, kau mengetahui rahasiaku....
Kau menyuruhku tuk berhenti....
Tapi ku tak ingin....
Apalah bagiku kalau harga yang dibutuhkan tuk membuatmu tetap bersamaku di dunia ilusi ini hanya potongan jiwa yang tulus....
Meskipun kau tak melakukan apapun yang mengesankan, tapi bagiku kau layak tuk mendapatkannya....
Detik yang berlalu terasa seperti selamanya....
Bunyi mesin jantung dapat kudengar dari luar....
Rasa cemas dan lelah tak berhenti menghantuiku....
Kupikir ku dapat bertahan sampai kau kembali sadar....
Tapi, batasku sudah sampai....
Kau terus menyebutku bodoh dengan ekspresi perihmu....
Meskipun begitu, kubalas dengan senyuman....
Kau tahu, aku tahu....
Karena kau berhasil membalas senyumanku dengan senyum tangismu....
Kau menarikku dalam dekapanmu, membisikkan sesuatu yang tidak pasti....
Semoga kita berjumpa lagi....
Itu adalah kata-kata terakhir yang kudengar di saat-saat terakhirku dan dirimu....