TitikKomaD13

"Apakah mereka cantik?" tanya gadis yang kini berdiri sejajar. Wajahnya mendongak ke langit yang salah, langit tanpa kemewahan cahaya kembang api.
          	
          	Di dekat mereka ada sungai yang permukaan airnya memantulkan cahaya rembulan. Kyōsuke memandang bayangan bulan dalam air, lalu bergantian menatap wajah cantik di sebelahnya.
          	
          	"Ya, sangat cantik." Kyōsuke menjawab tanpa mengalihkan pandangan.
          	
          	Seandainya sihir benar-benar ada saat ini, ia berharap waktu bisa dibekukan dan membiarkan dirinya lebih lama dalam ketenangan ini. Gadis manis itu sama sekali tak berisik, semakin menambah nilai plus sebagai kekasih idealnya. Betapa sempurna dan ... betapa disayangkan. Ah, andai gadis ini bisa melihat.
          	
          	(Love at First Sight - Titik Koma)
          	
          	***
          	
          	Cerita tentang seorang Idol Jepang dan gadis buta ini sangat sayang untuk dilewatkan. Selain ceritanya yang apik, bebagai hal tentang Jepang juga menjadi daya tarik sendiri, lho. Ada tentang Perayaan Hanabi Taikai, Yakuza, bunga tsubaki, dan masih banyak lagi. 
          	
          	Penasaran? Versi lengkapnya ada di kumcer "Sepenggal Cerita tentang Kita dan Cinta", ya. Masih masa pre order, lho sampai bulan depan. Yuk, cuss keep dari sekarang 
          	
          	https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2660273344090203&id=100003226901536

kelinciputih567

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

hyugazhinata

Izin promo
          
          •istri kontrakan
          Demi kesembuhan ibunya Hinata terpaksa mendatangani Surat Kawin kontrak dari seorang Presdir dan menikah muda
          
          "kontrak ini akan selesai setelah 5 tahun berlalu dan aku akan mengabulkan semua keinginanmu!"
          
          Tapi saat pernikahan palsu itu selesai sang CEO malah menaruh hati kepada Hinata dan ingin membuat pernikahan palsu itu menjadi nyata!
          
          •promise
          Lima belas tahun lalu dia membuat janji dengan seorang gadis namun...
          
          Mungkin kalo ada waktu kakak bisa mampir

TitikKomaD13

"Apakah mereka cantik?" tanya gadis yang kini berdiri sejajar. Wajahnya mendongak ke langit yang salah, langit tanpa kemewahan cahaya kembang api.
          
          Di dekat mereka ada sungai yang permukaan airnya memantulkan cahaya rembulan. Kyōsuke memandang bayangan bulan dalam air, lalu bergantian menatap wajah cantik di sebelahnya.
          
          "Ya, sangat cantik." Kyōsuke menjawab tanpa mengalihkan pandangan.
          
          Seandainya sihir benar-benar ada saat ini, ia berharap waktu bisa dibekukan dan membiarkan dirinya lebih lama dalam ketenangan ini. Gadis manis itu sama sekali tak berisik, semakin menambah nilai plus sebagai kekasih idealnya. Betapa sempurna dan ... betapa disayangkan. Ah, andai gadis ini bisa melihat.
          
          (Love at First Sight - Titik Koma)
          
          ***
          
          Cerita tentang seorang Idol Jepang dan gadis buta ini sangat sayang untuk dilewatkan. Selain ceritanya yang apik, bebagai hal tentang Jepang juga menjadi daya tarik sendiri, lho. Ada tentang Perayaan Hanabi Taikai, Yakuza, bunga tsubaki, dan masih banyak lagi. 
          
          Penasaran? Versi lengkapnya ada di kumcer "Sepenggal Cerita tentang Kita dan Cinta", ya. Masih masa pre order, lho sampai bulan depan. Yuk, cuss keep dari sekarang 
          
          https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2660273344090203&id=100003226901536

TitikKomaD13

Aneh sekali, aku menulis agar tak merasa kesepian. Namun, sepi dalam dunia ini makin mencekam. 
          Aku ... 

TitikKomaD13

@ TitikKomaD13  Bahkan saat di keramaian juga, atau lagi ngobrol sama banyak orang, grup tertentu. Kayak berasa berada di tempat yang asing atau berasa gak enak hati. Hihihi... 
Reply

vee_rheaa

@ TitikKomaD13  yaa rasa kaya gitu suka muncul. dan kita mencari kegiatan lain biar rasa sepi itu ga terasa. tapi terkadang justru kita malah merasa kesepian yang lebih besar dari sebelumnya. entah kenapa... 
Reply

TitikKomaD13

"Hai, Eve! Sendirian aja, kemana naga kamu?"
          
          Kuping Eve terasa panas, hatinya dongkol. Ngapain sih, curut satu ini gangguin harinya yang kecut.
          
          "Aku gak punya naga, tuh!" Kedongkolan Eve tak perlu disembunyikan.
          
          "Jutek, amat! Kamu mau pulang kan? Yuk aku anterin!" Niko tak menyerah.
          
          "Ogah!" Eve menjauhi Niko, lelaki paling nyebelin sejabotabek.
          
          "Eits!" Tangan Niko dengan cepat menahan pergerakan Eve, "Kenapa sih, lo. Jutek banget sama gue."
          
          "Apa-an, sih!" Eve menyentak sentuhan Niko, ia mengusap-usap kulit lengannya seakan baru kejatuhan tai cicak.
          
          "Woi!" Dari kejauhan seorang lelaki jangkung tampak bergegas ke arah Niko dan Eve. "Ngapain lu deketin Eve?"
          
          "Buset, dah! Naga luh dateng. Mending gue cabut dah. Sampai ketemu besok, Eve." Sebelum pemuda bermata hijau itu sampai Niko lebih memilih ngacir duluan.
          
          "Cih! Dasar Voldemort!" Eve memaki bocah sok kegantengan itu.
          
          "Lu ngapain sama tuh anak?" Pemuda bernama Rion itu tampak tak senang.
          
          "Gak tau ah! Lagian lu lama banget sih!? Gua udah kering nih nungguin dari tadi."
          
          "Sory, sory, habis lu tau sendiri, si Rigel kalau udah nyuruh macam sultan aja kelakuannya."
          
          Mendengar nama Rigel, mata Eve yang tadinya nyalang jadi berbinar terang kayak laser.
          
          "Emang Kak Rigel butuh bantuan apa? Kok, gak nyuruh gue, sih!"
          
          Rion mengembuskan napas panjang.
          
          "Bukan hal penting juga. Udah, yuk ah, kita pulang!"
          
          Hati Rion jadi panas mendapati reaksi cewek yang dicintainya itu selalu antusias jika menyangkut kakak kandungnya yang selalu sempurna di mata Eve.
          
          Dasar, Eve. Nggak peka banget dah! Dari kecil dipiara sama Rion, tapi perhatiannya cuma sama Rigel doang.
          
          Sakit hati Rion.