Greanleaf21

Hallo ... salam kenal! yuk mari mampir ke lapaku ❤
          .
          . 
          
          Namaku Bella. Lengkapnya Bella Naira. Aku seorang mahasiswi jurusan teknik yang sangat menyukai sejarah sejak kelas 3 SD. 
          
          Hingga suatu ketika, aku diundang sebagai relawan untuk tim ekspedisi dalam pencarian Taman Gantung Babylonia. Taman yang keberadaannya seperti legenda ini, kabarnya jejaknya di temukan di wilayah Al Hillah, Irak. 
          
          Namun, siapa sangka saat disana aku malah betulan menemukan situs kuno tersebut dan tanpa sengaja merusak permata yang menempel di jempol kaki Dewi Hawa Nafsu. Lalu berakhir di kutuk menjadi manusia yang mengeluarkan keringat dengan feromon yang merangsang nafsu laki-laki. 
          
          "Kenapa aku dikutuk hanya karena tak sengaja mencopot kuku jempol patung keramat?" 
          
          Sialan... aku ingin memutar waktu ya Tuhan!
          
          
          https://www.wattpad.com/story/311333767?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Greanleaf21&wp_originator=eC14RB6bibnH6Img%2BD59%2B120XnBl6RbLDievZhmI12p8LuYHk1YDt%2Bu9AI%2F2gZSfzfbRAgANJJwCdjH0ihEph6AhblwwRA9C0PFUG4MoZAQPqt%2F5Bo7BYIv6Re%2Ber7Kv

sweetbunny_jjk

jagungbakar91

          Salam kenal, Kak...
          
          Aku mau recomen cerita ini, Kak. Genre Dark Romance
          
          
          ¤¤¤
          
          Menyeberang, aku berencana untuk beli rasa pedas seperti biasa.
          
          "Bang, yang pedes kayak biasa!" pesan Tamara pada penjual.
          
          "Siap, Neng!" Abang penjual mengipas panggangannya.
          
          Aku masih berpikir, mau yang pedas atau tidak. 
          
          Asap semakin mengepul. Menghirup aroma, tiba-tiba ada sesuatu yang bergejolak di perut.
          
          Bau yang biasanya kusuka, saat ini malah membuat mual.
          
          Mengejutkan. Bahkan, Tamara sampai membulat matanya, saat melihat aku muntah-muntah.
          
          Tamara mendekatiku yang masih membungkuk. Kepala pusing, tubuh lemas. Aneh, kenapa bau ini sangat menyiksa?
          
          "Lo kenapa, An?" Tamara yang berdiri di sampingku, bertanya.
          
          Aku mengelap mulut yang masih ada sisa muntah. Yang ditanyakan Tamara, itu juga yang aku pikirkan.
          
          Aku ... kenapa?
          
          
          ¤¤¤
          
          Ini link untuk baca, Kak:
          
          
          https://my.w.tt/qwKVwDdVP7