sebuah cerita, seorang gadis sedang berbicara kepada dinding di kamarnya.
ia bilang;
ada raga yang lelah, tak lagi mampu menutupi batinnya yang resah. ada air mata yang tertahan di pelupuknya, tak kunjung turun sebab tak kuasa dengan isakan yang mungkin ditimbulkannya. ada banyak kisah terpendam, tak mudah untuk dilisankan dan akhirnya memilih peluk beban pikiran. ada yang ingin ia beritahu bahwa dirinya lelah, tetapi dia tahu bahwa tak ada bahu untuknya bersandar dan tak ada rumah tempatnya berpulang. katanya ada yang berperang di dalam sana, ada juga yang sedang mencoba berdamai. ada yang mengejar, tetapi yang dikejar semakin menjauh dan hilang. ada yang ingin digapai, tetapi tangannya tak sepanjang galah. ada banyak hal yang harus dilakukan, tetapi ia takut mengambil keputusan.
semakin malam, akhirnya air mata yang ditahannya tadi menimbulkan isakan. setelah tangisannya usai, ia berusaha lagi meyakinkan dirinya dan sekali lagi berbicara kepada dinding sebelum fajar terbit. ia bilang; kamu hebat, terima kasih telah berjuang sampai detik ini. sudah cukup menangisnya, kamu akan baik-baik saja.
lalu, gadis yang mengetikkan cerita ini melihat ke cermin. ia bilang ke cermin; gadis yang berbicara kepada dinding kamarnya itu adalah kamu.