Viellaris_Morgen

Maaf masih belum bisa update Charael. Di rumah masih sibuk banget. Kakekku baru meninggal.

Cio_embyul

@ Viellaris_Morgen  turut berduka cita thor 
Reply

Viellaris_Morgen

Lama sekali ya akun ini berdebunya. Andai kata aku balik nulis lagi, apakah masih ada yang mau stay baca tulisanku?

Idzanami19

Akhirnya update lagi kakkk 
Reply

Yuvinaz

@Viellaris_Morgen Balikan saja sama waatyy ben gada beban -,-
Reply

Syifahbaraq13

@ Viellaris_Morgen  Semanat kak, aku juga aru nulis lagi. Ayooo semangatttt
            
Reply

Viellaris_Morgen

BTW PEMBUKAAN CUMA BATAS SINI YAAKK. KEMARIN AKU NANGIS BOMBAY KARENA MEMBAYANGKAN ALUR CERITA YANG INI. AGAK TRAGIS SIH. CUMA KALO MAU DITULISIN, CERITA INI SEDIKIT LEBIH PENDEK DARI ROSENANTE YANG LEBIH LEBIH PANJANG DARI EIN. ADA YANG LEBIH PANJANG LAGI, ANCHIA.
          
          Kalo soal tragis, kayaknya sama dengan Rosenante. Bedanya cerita yang ini punya ending di tengah² antara happy atau sad. Wkwk
          Kalo Anchia sendiri lebih ke banyak pengorbanannya buat balas dendam aja. 
          
          Cuma aku kudu membereskan Easter series dlu ya kan? Wkwkk
          Setelah beres yang di Fizzo bulan ini. Aku kebut Easter series. 

Viellaris_Morgen

(PEMBUKAAN PART 5)
          
          "Anda ... Dewi Wenjien?" tanya Karsaf begitu mendapati sosok berjubah biru gelap yang berdiri di sisi danau, membelakanginya. Dengan hati-hati ia mendekat.
          
          "Hm." Orang itu berbalik sambil mengangguk dan membuka tudung jubahnya. "Aku memang Wenjien. Tapi aku bukan dewi."
          
          Karsaf membeku. Sesuatu melesak, menusuk tepat ke jantungnya saat melihat wanita itu. Tubuhnya kurus dan kecil. Kulitnya putih pucat seperti mayat hidup. Telinganya sedikit runcing dengan rambut sebiru laut yang bergelombang. Ada kristal biru tertanam di keningnya. Wanita itu cantik dan ... mengerikan sesaat. Seakan eksistensinya melawan kehendak dunia.
          
          "Mendekatlah," kata wanita itu. "Apa kau Kaisar yang datang untuk menyembuhkan kekasihnya?"
          
          "Benar." Mendengar betapa merdunya suara wanita itu yang agak gemetar, Karsaf menurunkan kewaspadaan dan melangkah lebar sambil membuka tudung jubahnya.
          
          Setelah jarak mereka dekat, sosok Karsaf tampak di bawah bulan. Mata biru Dewi Wenjien bergetar dan angin malam bertiup di antara mereka. Tidak ada suara selain angin. Terjadi keheningan cukup lama sampai wanita itu bersuara lagi dengan senyum pahit melengkung dibibir kecilnya yang tipis. 
          
          "Baginda datang untuk meminta obat menyembuhkan kekasih Anda? Obat seperti apa yang Anda mau?"
          

Viellaris_Morgen

(PEMBUKAAN PART 4)
          
          Karsaf mengulurkan tangannya untuk menyentuh penghalang tak terlihat yang 'mungkin' terpasang di sana. Saat merasa benda itu tidak ada, ia melangkah melewati garis tanah.
          
          "Tidak apa. Kita diizinkan masuk," kata Karsaf pada pengawalnya. Namun, ketika salah satu dari mereka mendekat, orang itu terpental dan terdengar suara sengatan. Dinding penghalang bergetar di antara mereka.
          
          "Baginda."
          
          "Aku akan masuk sendiri. Tunggulah di sini." Karsaf memutuskan melangkah masuk ke area pepohonan lebat menuju danau sambil bersiaga memegang pedang di pinggangnya. Dari balik tudung jubah, sayup-sayup ia melihat kilau jernih air danau yang biru memantul karena cahaya bulan.
          
          Begitu berhasil menembus pepohonan, Karsaf tercengang melihat betapa luas, bersih, dan indahnya danau itu. Sedikit pun tak tercemar. Ditambah aura mistisnya yang terpancar akibat bulan. 
          
          Apa rupanya saat siang hari?
          

Viellaris_Morgen

@yupitacr niatnya mau cerita baru. Tapi yang ada aja nggak kelar² wakk. Hikss
Reply

yupitacr

@ Viellaris_Morgen  cerita baru ya kak? Duh gak sabar nungguin hehe, tetap semangat ya kak jaga kesehatan juga❤️
Reply

Viellaris_Morgen

(PEMBUKAAN PART 3)
          
          "Ada obat yang bisa menyembuhnya Yang Mulia Putri. Tetapi obat itu hanya bisa diminum sekali. Terlepas Anda percaya atau tidak, orang-orang menyebutnya mitos. Tetesan air danau Dewi Wenjian."
          
          Sudah hampir tiga tahun calon permaisuri kekaisaran Argis terbaring sakit dengan penyakit tidak diketahui. Penyihir paling hebat di kekaisaran hanya bisa memvonis bahwa wanita itu mengalami sindrom tidur. Dia bisa bangun, tetapi saat tidur, tidak bisa diprediksi akan bangun kapan.
          
          Semua dokter kekaisaran dan bahkan para penyihir hebat dikerahkan untuk menyembuhkan wanita yang dicintai kaisar, tetapi tak satu pun mampu menemukan obatnya. 
          
          Sampai kaisar mendengar mitos dari penyihir kekaisaran. Sekali pun mitos, ia tidak mau menutup mata dari kemungkinan yang bisa menyelamatkan calon istrinya. 
          
          Kaisar Muda Argis berangkat menuju desa pinggiran kekaisaran berbekalkan mitos. Rumor tentang keberangkatannya bahkan sampai ke seluruh penjuru kekaisaran. Orang-orang bilang itu adalah tanda cintanya yang besar bagi sang calon permaisuri. Hanya saja hal itu dilebih-lebihkan. Benar bahwa kaisar melakukan segala cara agar menyelamatkan putri mahkota. Tetapi rasa cinta pria itu tidak sampai harus mengorbankan nyawa. Ia hanya merasa bertanggung jawab sebagai penyebab wanita tersebut kena kutukan.
          
          "Ini tempatnya?"
          
          "Benar, Baginda."
          
          Kaisar Muda Karsaf. Pria yang naik takhta di usia tujuh belas tahun setelah ayahnya mati dan adik satu-satunya menghilang. Meski tidak mau pria itu harus bertanggung jawab terhadap kekaisaran karena menjadi satu-satunya yang tersisa.
          
          Karsaf turun dari kuda bersama pengawal-pengawalnya. Orang desa bilang akan ada pembatas yang berupa garis tanah untuk menegaskan wilayah kekuasaan Dewi Wenjien. Di sana juga biasa ada arus tidak terlihat untuk menghalangi orang masuk. Akan terasa menyengat ketika disentuh, tetapi jika bisa menembus garis itu, berarti orang tersebut telah diizinkan oleh Dewi Wenjien untuk masuk.