Viellaris_Morgen

Yang masih baca Charael aka "The Knight's Scandal" nih. Aku harap kalian bisa baca ulang dari awal mumpung masih 34 chapter. Pasti banyak udah lupa alurnya. Dari sini aku bakal on going. Soalnya aku juga butuh bantuan kalian. Semisal ada nama yang keliru dari chapter² awal sampai ke sini, tolong komen untuk perbaikan ya.
          	Terima kasih

Axarasa

Semangat kak ris
Reply

Viellaris_Morgen

Yang masih baca Charael aka "The Knight's Scandal" nih. Aku harap kalian bisa baca ulang dari awal mumpung masih 34 chapter. Pasti banyak udah lupa alurnya. Dari sini aku bakal on going. Soalnya aku juga butuh bantuan kalian. Semisal ada nama yang keliru dari chapter² awal sampai ke sini, tolong komen untuk perbaikan ya.
          Terima kasih

Axarasa

Semangat kak ris
Reply

Viellaris_Morgen

Hai hai hai. Kangen Kak Ris nggak? Enggak ya? Alhamdulillah. Wkwk
          Gabut banget ini. Kangen komenan kalian guys. Hiksss srooott :'(
          Bagusnya aku next Charael apa buka cerita baru? Apa lanjutin Azura aja?
          Mumpung lagi mood ini. Wkwk

Axarasa

Huhu aku udah nunggu nunggu kelanjutannya si chrael 
Reply

Viellaris_Morgen

@Axarasa Chapter 34 udah aku update ya sayang :)
Reply

Viellaris_Morgen

@Rhe__Ann72 Ada sih. Tapi bukan time traveler. Cuma aku belom siap aja byat ngeluarinnya
Reply

maryamarora

Ia rasa dirinya memang bodoh, mengemis di hadapan gadis yang bahkan tak menginginkannya. Tama mengangguk tanpa sanggup berucap, ia berjalan mendekati Airin yang berdiri ketakutan, mengusap pipi gadis itu memperhatikan tiap inci paras eloknya, "lo cantik banget. Tapi gue jadi pingin banget ngerobek gaun ini." Bisik Tama dengan senyum skeptis. 
          
          Hai salam kenal, aku bermaksud untuk mengundangmu ke ceritaku
          
          https://www.wattpad.com/story/312801975
          
          Selamat berkunjung
          Selamat menikmati :)

Viellaris_Morgen

Lama sekali ya akun ini berdebunya. Andai kata aku balik nulis lagi, apakah masih ada yang mau stay baca tulisanku?

Idzanami19

Akhirnya update lagi kakkk 
Reply

Yuvinaz

@Viellaris_Morgen Balikan saja sama waatyy ben gada beban -,-
Reply

Syifahbaraq13

@ Viellaris_Morgen  Semanat kak, aku juga aru nulis lagi. Ayooo semangatttt
            
Reply

Viellaris_Morgen

BTW PEMBUKAAN CUMA BATAS SINI YAAKK. KEMARIN AKU NANGIS BOMBAY KARENA MEMBAYANGKAN ALUR CERITA YANG INI. AGAK TRAGIS SIH. CUMA KALO MAU DITULISIN, CERITA INI SEDIKIT LEBIH PENDEK DARI ROSENANTE YANG LEBIH LEBIH PANJANG DARI EIN. ADA YANG LEBIH PANJANG LAGI, ANCHIA.
          
          Kalo soal tragis, kayaknya sama dengan Rosenante. Bedanya cerita yang ini punya ending di tengah² antara happy atau sad. Wkwk
          Kalo Anchia sendiri lebih ke banyak pengorbanannya buat balas dendam aja. 
          
          Cuma aku kudu membereskan Easter series dlu ya kan? Wkwkk
          Setelah beres yang di Fizzo bulan ini. Aku kebut Easter series. 

Viellaris_Morgen

(PEMBUKAAN PART 5)
          
          "Anda ... Dewi Wenjien?" tanya Karsaf begitu mendapati sosok berjubah biru gelap yang berdiri di sisi danau, membelakanginya. Dengan hati-hati ia mendekat.
          
          "Hm." Orang itu berbalik sambil mengangguk dan membuka tudung jubahnya. "Aku memang Wenjien. Tapi aku bukan dewi."
          
          Karsaf membeku. Sesuatu melesak, menusuk tepat ke jantungnya saat melihat wanita itu. Tubuhnya kurus dan kecil. Kulitnya putih pucat seperti mayat hidup. Telinganya sedikit runcing dengan rambut sebiru laut yang bergelombang. Ada kristal biru tertanam di keningnya. Wanita itu cantik dan ... mengerikan sesaat. Seakan eksistensinya melawan kehendak dunia.
          
          "Mendekatlah," kata wanita itu. "Apa kau Kaisar yang datang untuk menyembuhkan kekasihnya?"
          
          "Benar." Mendengar betapa merdunya suara wanita itu yang agak gemetar, Karsaf menurunkan kewaspadaan dan melangkah lebar sambil membuka tudung jubahnya.
          
          Setelah jarak mereka dekat, sosok Karsaf tampak di bawah bulan. Mata biru Dewi Wenjien bergetar dan angin malam bertiup di antara mereka. Tidak ada suara selain angin. Terjadi keheningan cukup lama sampai wanita itu bersuara lagi dengan senyum pahit melengkung dibibir kecilnya yang tipis. 
          
          "Baginda datang untuk meminta obat menyembuhkan kekasih Anda? Obat seperti apa yang Anda mau?"