yeppeunyeojaa1996

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

UlpiHusri

Izin promo kak..  
          Judul: who made me pregnant..  
          https://my.w.tt/x9AS9sdjS4
          Ujian Nasional sebentar lagi, namun aku sudah hamil. Apakah aku bisa bertahan sampai ujianku selesai. Jika aku benar-benar bisa menemukan ayah dari anakku. Aku akan membunuhnya, dia yang telah menghancurkanku.

WidaSeptiana

@ UlpiHusri  feedback ya 
Reply

reniar15

this message may be offensive
https://my.w.tt/wOiMHFLHsZ
          
          "Beneran gue kunciin lo digudang! Cuman ngasih tahu aja sekolah udah sepi, jarang ada yang berani juga kesini dan lo-" dia mengambil ponsel disaku depan seragamku, membuatku berjenggit kaget dan melotot ingin membunuhnya. Bagaimana tidak? Saat mengambil ponselku tangannya menyentuh aset berhargaku. Dia menyeringai lebar sembari menyentuh tangannya yang tadi menyentuh asetku. Membuatku tak tahan untuk tidak menendangnya.  Meleset. Dia lebih dulu menghindar. "Gak akan bisa minta tolong." Tama mendekatkan wajahnya meniup poniku. Kurang ajar sekali...
          
          Dia memutar ponselku ditangannya. "Yakin gak mau jadi cewek gue?"
          
          Aku mengangguk mantap tanpa pikir panjang. "Yakin seribu persen!"
          
          Shit dia mengumpat. Wajahnya memerah, rahangnya mengeras menahan amarah. Menendang kursi lapuk disampingku dengan keras kemudian terus menatapku. Aku melipat kedua tanganku didepan dada, mengangkat wajah angkuh, menatapnya rendah.
          
          "Kenapa lo gak mau jadi cewek gue dan lebih milih dikurung digudang hah? Lo gak tahu banyak yang ngantri pengen jadi cewek gue?!"
          
          Tentu saja aku tahu. Tapi siapa yang peduli? "Kalo banyak yang ngantri kenapa lo ngebet banget pengen gue jadi cewek lo?" Jawabku sensi.
          
          Ckk dia berdecak kesal. "Kalo gue maunya lo ya lo!" Dia menunjukku. Ku tepis telunjuknya kasar semoga saja sampai keseleo.
          
          "Jadi cewek gue!"
          
          "Nggk!"
          
          "Jadi cewek gue!"
          
          "Nggk!"
          
          "JADI CEWEK GUE KAREN!" Kali ini dia berteriak.
          
          "OGAH!!" Aku balas berteriak.
          
          Kami sama-sama terengah. Aku mendelosor duduk dilantai kemudian mengeluarkan cermin kecil yang selalu kubawa. Merapikan rambutku santai.
          
          Tama kian melotot melihatku. Kenapa coba?
          

WidaSeptiana

@ reniar15  Feedback ya Kak 
Reply