"Kamu.. masih belum ngasih tau mama papa kamu? Soal, hantu itu," tanya Arnala hati-hati, soalnya dia juga sedikit parno. Takut takut hantunya marah karena Arnala ghibahin dia.
"Belum."
"Aku pikir kamu perlu ngasih tau Papa Mama, kamu bahkan dibikin terluka sama hantu itu."
"Firasatku melarang itu, La."
Arnala mendengus halus diseberang sana, "Firasat-firasat, udah jelas hantunya ngeganggu kamu, kemungkinan yang kamu dapat ketika kamu bilang sama Mama Papa adalah, Mama Papa bawa para-normal buat ngusir hantunya!"
"Ada lagi."
Arnala mengernyit refleks berkata hah, ada jeda cukup panjang disana, Arfan selalu menjaga untuk mengutarakan firasat dan perasaan aneh dalam benaknya. Takut kalau ada setan kepunyaan dukun numpang lewat dan nguping, bisa jadi breaking news di dunia persetanan.
"Hantu itu, aku takut hantu itu ngeganggu Mama Papa juga. Ada sebuah alasan dia ngeganggu aku, dan dari beberapa potongan firasat sama kilas kejadian yang sering kali muncul secara acak, dia mau balas dendam atas nama ketidak adilan, dia dengki sama aku."