ssktttt

hii kaak, omg aku panik banget ceritanya tiba tiba gabisa dibuka padahal mau re reaad. kaakk is theres something happend in ur real life, semangat yaa semoga apapun yang sedang terjadi cepat terselesaikaan. huhu, semogga ceritanya cepat di publish lagi :((♡

aerinzln

@ssktttt haloo dear, thanks for your concern. Memang sempet aku unpublish bentar karna ada something, tapi sekarang udah okay kok hehe. Ceritanya udah aku publish ulang ya, maaf karna sempet bikin kamu panik—atau mungkin yang lain juga^^ 
Reply

Lu_readmind

Permisi mau Promosi, boleh ya… 	
          ----	
          Kami terbangun karena suara alarm yang terus menerus.
          Aku diam sejenak memperhatikan Davi yang terburu-buru. Aku menyelimuti tubuhku sambil bersandar di kasur. Aku menunggunya mengatakan sesuatu tapi dia seperti tidak mempedulikan keberadaanku "Davi," panggilku akhirnya.  
          Dia menoleh lalu berjalan ke sebelahku untuk mengambil jam tangan dan handphone di nakas. Dia menarik nafas berat ketika mata kami bertemu pandang, caranya melihatku seperti orang putus asa. Aku masih menunggu reaksinya. "Jullie kita nggak pakai pengaman." 
          "Iya.." 
          Dia menelan ludah, menunduk sejenak, matanya memperlihatkan kegelisahan. "Jull. Maafin aku..." 
          Tiba-tiba aku bisa membaca kemana arah pembicaraan kami. Semua yang dimulai dari maaf berakhir mengecewakan!
          "Ini salah banget! Aku harap kamu bisa ngelupain malam ini." Dia menatapku sungguh-sungguh.
          Aku tidak bereaksi.
          "Aku ingin kita sepakat bahwa tidak terjadi apapun di antara kita. Kita cuma menghabiskan malam bersama. Tidak ada rasa di antara kita, benar?" 
          Aku menggigit bibir bawahku, menahan amarah dan air mata yang ingin kutumpahkan detik itu juga. Rasanya ingin berteriak untuk menjawab pertanyaannya tapi dia tidak butuh responku, dia menganggukan kepala singkat lalu berpamitan pergi.  
          Tidak ada rasa diantara kita? Tidak ada? 
          Aku tertawa dingin, tawa itu diiringi oleh air mataku. Bisa-bisanya dia memutuskan sendiri bahwa aku tidak memiliki perasaan apa-apa padanya tanpa bertanya dulu. 
          Lalu bagaimana dengan aku, bagaimana dengan tubuh telanjangku yang ditinggalkan tanpa penghargaan, tanpa maaf, tanpa perbincangan? Aku tidak ada bedanya dengan kondom di tong sampah, habis dipakai dibuang. 
          ————————
          MAAF YA KALO PROMOSINYA KEPANJANGAN PIS ✌️
          https://www.wattpad.com/story/311846801-single-father-number-225

daisykao

Hai hapus saja jika mengganggu...
          Ijin share cerita Naruhina, silahkan dibaca jika ada waktu senggang.
          
          'Commitment'
          Genre : Hurt, Healing, Family, Friendship, Romance
          ________________
          
          "Bagaimana rasanya?" Sai memulai sesi konselingnya.
          
          "Entahlah, mungkin karna malam itu semua rasa sudah melebur jadi satu."
          
          "Aku melihat semuanya dengan sempurna, terlebih padanya. meletakkan cermin kepercayaan, menitipkan hatiku, menciptakan dunia kecil untuknya. Terdengar klise bukan?"
          
          "Disini terasa sakit, dia memberikan harapan dan kesia-siaan." Hinata meremas erat dada sebelah kirinya.
          
          "Terkadang aku berharap kenangan ini ditulis dengan pensil, sehingga aku bisa menghapus dan menulisnya kembali dengan alur yang berbeda."
          
          "Apa kau membencinya ?"
          
          "Malam itu... iya." Hinata menjeda, "Sampai aku terjaga pagi harinya dirumah sakit setelah melakukan kebodohan terbesar dalam hidupku. Ada yang harus aku lepaskan dan itu membuat perasaaanku lega."
          __________________
          
          Silahkan cek profil @ jiangchen9091 untuk story Naruhina lainnya.
          
          Terimakasih.
          
          https://www.wattpad.com/story/351780320?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=jiangchen9091

sourbxrries

Halo, suka cerita tentang Villainess?
          Mampir yuk ke ceritaku, mumpung masih anget
          
          ☆☆☆
          
          Meski dalam satu malam kehidupan Lethisa Ameilia berubah. Meski ia masuk ke dalam dunia lain yang tidak pernah ia duga dan berhasil selamat dari maut. Meski kini ia hidup sebagai putri bangsawan paling berpengaruh se-Kerajaan Virgas. Meski ia bergelimang harta. Meski ia bisa melakukan apa pun sesukanya.
          
          Gadis itu menolak semua kemewahan itu. Ia tidak mau hidup menggantikan Lethisa Xylia Wesley.
          
          Bukan karena putri kesayangan Keluarga Wesley itu dicap sebagai wanita kejam, jahat, dan tidak beretika oleh para bangsawan lain. Bukan karena gadis yang ia gantikan ber-notabene sebagai tokoh antagonis.
          
          Persetan soal itu, Lethisa tidak peduli.
          
          Alasannya hanya satu. Karena yang ia inginkan hanya lah... kematian.
          
          https://www.wattpad.com/story/330200470?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=sourbxrries&wp_originator=0jbAisp1EKPDr4S7Fuek5%2FzZ2voQT90cYND8Yrib6u5F3YvN9UMa18%2BD2a%2FjcJ9TzvN%2BRcC4KhUT0zVF15jVs%2Bg%2BagALHYkRszvaX4NLbQXqKn7DevZFuX8qAWaCXW8g