LunaAna3

Assalamualaikum, kak. Maaf, mengganggu waktunya sebentar. Saya mau mempromosikan karya tentang pesantren. Barangkali kaka tertarik. Terimakasih :)
          
          Blurb:
          
          Ini kisah tentang aku, Azhima Marwah.
          
          Sedari kecil, aku benci kenapa menjadi cantik bak gadis Arab. Tak lain sebab kecantikan itu turunan dari lelaki bejad yang memerkosa Mama. Aku sangat membenci takdir buruk ini, tetapi aku juga ingin bisa memeluk segala rasa sakit ini, menerima semuanya dengan lapang, berakhir luka hatiku sembuh sempurna. Namun, nyatanya lukaku semakin lama semakin mengaga. Ini menyakitkan. Sangat menyakitkan.
          
          Suatu ketika, Mama memaksaku masuk pesantren yang seperti penjara dengan sederet peraturan ketat yang ada. Dan kata Mama, aku bisa menemukan penyembuh di pesantren. Sungguhkah begitu adanya? 
          
          Ini fragmen tentang aku, Azhima Marwah. 
          
          Pada akhirnya aku terpaksa mengindahkan keinginan Mama untuk masuk pesantren. 
          Aku akan membuktikan perkataan Mama. 
          Membuktikan perkara penyembuh itu, sungguh ada atau sekedar omong kosong belaka?
          
          
          
          https://www.wattpad.com/story/276575618?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=dianhauraa&wp_originator=rN432gdMI8QV1Ue8muYGD6iHNml%2FQv%2BIkHBgyKVw2XGQ7mMAFzzx1jTb16BarI0BhO1ubPL%2Fc6B93f1Ly8j4iMuiFeE7pDzovQ2sVeOW07YtW%2FZYCt0wt9FEx727%2FsIX

Alwayshappy555

Hello Kak, salam kenal. Bila berkenan, baca cerita 'Cat and Boy', yuk :)
          Blurb:
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidiannya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          ♦♦♦     
          Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih♥ 
          
           Https://www.wattpad.com/story/173217135