rıe

hello, aku jual kecil-kecilan mini e-book himpunan puisiᥫ᭡ https://clicky.id/hnlri/halaman-promosional

continuing my constructive solitude, another self-absorbed wordweave i made is live on my blog. hope it stirs something in you ㅤ◜◡◝

hii i have a writingblr now. ♡
          ada yang main tumblr kah di sini ?
          aku buka akun tumblr khusus buat tulisan-tulisan sekali lahap plus galeri seni(?)ku yang btw aku sendiri ga tau bisa disebut seni apa engga
          ~ https://hunalri.tumblr.com/
          i reaally hope you enjoy it
          lets connect  there tooo

https://hunalri.home.blog/
          
          i'll post all my writings there, i think it's fixed for now. heheh excited ~ (oya curhat.. i need more writer friends T__T)

tw // rie meracau panjang
          
          ‘intisari’ aku dan @Fivtind udah bisa diunduh:
          https://payhip.com/b/azQir
          
          sebenarnya buku ini hasil daur ulang tulisan lamaku (tahun 2020) yang mungkin sebagian kecil dari kalian familier dengan mereka karena beberapa pernah dipublikasi. in hindsight, setengahnya berasal dari pikiran lamaku dengan sudut pandang lama juga, yang aku mandiin pake meditasi, terus aku bakar sampe gosong, dan begitulah jadinya. sementara setengah lainnya adalah luapan dalam diri yang satu demi satu bergenesis, lalu dikonseptualisasikan brutal dan dikemas dalam bentuk verbatim
          
          gila, ringan banget jadinya, kolab sama bestie :( mungkin karena nanggung malu sama-sama ya kalo jadinya flop WKWK (tadi fiv hibur aku, bilang kalo bisa dia mau cetak bukunya dan bagiin ke orang, bahkan berakhir jadi tatakan makan mi pun ya gapapa). keseluruhan fiv spesial banget bagi aku. dia salah satu orang pertama yang rekognisi tulisan aku seapaadanya, tanpa hunus pandangan macam-macam, sekaligus salur apresiasi dengan hati terbuka dan tanpa pamrih, dan aku bisa rasain itu. dia orang paling open-minded yang pernah aku dekati di kefanaan ini, sampai kadang aku ngeri. setelah aku kirim draf ‘intisari’ yang seperempat ranum, dia bilang dia bahagia bisa jadi diri dia yang paling bebas di buku ini, dan woah, itu suatu kesan yang masif untukku pribadi. aku tersanjung bisa bantu seorang fiv buat merasakan itu. semua yang kenal ‘fivtind’ tau, dia sangat butuh keluar dari kandang duniawi ini. contoh nyatanya ketika aku (dan mungkin kalian) ketemu kesalahan ketik di bagian fiv. dia seolah minta kita buat sapa hai aja ke mereka, karena itu cacat-cacat yang dia akan selamanya banggain, sari manusiawinya - aku suka betapa manusianya fiv. dalam menunjukkan cela pribadi dan hidup sepanjang kehidupan dengan itu, aku ga bakal pernah jadi senatural fiv
          
          okay, yang paling penting semoga kalian bisa nerima ilham dari buku alkoholik ini D: selesai baca kalian bisa lupain semuanya & lanjut pesta

mau ngabarin, aku ngajak fiv buat berbusa-busa dengan indah di buku kecil (format pdf) yang akan dibagikan secara percuma setelah rampung, judulnya 'intisari'. since aku menghayati #sampah-sampah di belakang kening-nya fiv yang berkilauan itu, dan mengira perasaanku dan bestie sebelas-dua belas akan banyak hal, kupikir kenapa kami ga difusi aja. lol. aku tau nanti bakal lebih banyak pusingnya daripada pahamnya, tapi bagi kalian yang sabar insya allah berkah...... kalo mau tau rasanya baca pikiran mentah orang lain, ditunggu ya <3 oya buat yang lupa aku: hi aku rie, dulu pernah nulis ff, yang paling dikenal judulnya praying mantis tapi yang paling aku sayang itu ff joon judulnya rain is mad, doi mempesona banget di sana btw. sayang cuma aku yang bisa baca sekarang

Ini kota ramai, tipikal tempat yang membuat kita merasa kurang apabila tak ada di sana. Menghapus kesepian meski hanya sejengkal. Jika ini domisiliku yang permanen, mungkin aku bakal jauh dari isolasi. Lebih memilih berbaur di tengah-tengah kerumunan meski sekadar semadi. Saat aku memandang ke atas, aku sadar tidak akan ada yang peduli seperti apa masa laluku. Langit bertelau-telau mencengangkan dalam artian apik. Mega-mega keunguan lancutkan rindu yang kuat tetapi tidak berbahaya. Bundaran askara sayup-sayup tergelincir akibat tusukan pancaroba jarum jam, lalu berdenyar hangat sebelum maherat, mendedahkan penampang baru; luminositas biru kehitaman yang digilir agar ganti berjaga malam.
          
          Pada momen paling itulah, aku menangis. Tangisku menggerojok sangat perlahan, bagai dentur Pavane milik Fauré, tetapi deras serupa pipa bocor─saat menatap seisi kota. Kulit wajahku sempat dibayangi pendar-pendar gelap surya yang nyaris akan tenggelam, tepat saat kuusap mata yang berair. Tanganku bergetar nikmat, kuyup oleh garam alami, sebelum kukepal untuk kukecup.
          
          Terus kukecup. Ulang dan berulang.
          
          Aku bersyukur lantaran setelah sedemikian lama, aku benar-benar tidak memikirkan siapa pun atau apa pun yang berarti. Aku hanya ada untuk menyisiri momen dan menjadi diriku. Tidak menyalahkan apa-apa, tidak merebus sesal-sesal menjadi air yang mendidih di mata, tidak menggigit kuku berharap dosaku terkupas sedikit-sedikit sepertinya, hanya aku dan keadaan dan bagaimana pikiranku sejenak menghalang hal-hal lalu. Rasanya seperti adempauze yang tidak pernah kusadari rupanya kubutuhkan, seperti terdisrupsi, telak, untuk lahir kembali. Rasanya menjelmai benih yang akan tumbuh begitu benar.
          
          Benar.
          
          Ini yang benar.
          
          
          
          hehe.. 
          ini potongan dari work lamaku, praying mantis XD aku bagiin ini karena kebetulan kubaca ulang dan aku suka. aku suka perasaannya. mungkin juga ada yang merasa dekat ?

kangen kak rie :(

Rieeeee, apa kabar?

rie :( kangen banget