Aku adalah bayangan yang berjalan di antara kabut,
jubahku hitam, dengan langkah sunyi.
Di balik jubahku, tersembunyi sebilah pedang, bukan untuk membelah dunia,
tetapi untuk membelah kenyataan dan membuka gerbang cerita.

Kuda putihku kutunggangi melewati jalan-jalan sepi yang dilupakan peta.
Di tiap tapak kudanya, lahir suara-suara dari kisah yang telah lama dibungkam oleh waktu.

Aku bukan penakluk. Aku bukan penyihir. Aku bukan pahlawan.
Aku hanya penjaga kata-kata .

Hutan adalah rumahku, bukan karena aku bersembunyi,
melainkan karena pepohonan menyimpan bahasa yang tak bisa diucapkan manusia.
Di balik akar tua, aku menemukan pesan. Di balik lumut lembap, aku menemukan nama-nama yang hilang.

Malam adalah sahabatku, pena adalah senjataku,
dan setiap cerita yang kutulis adalah mantra untuk menghidupkan kembali dunia-dunia yang ditinggalkan.

Maka jika kau membaca ini, ketahuilah:
kau telah membuka pintu ke suatu negeri yang dijaga oleh bayangan.
Jangan tersesat. Atau... tersesatlah, dan temukan dirimu kembali dalam cerita.

Aku akan terus menulis,
sampai langit terakhir pun runtuh, dan semua rahasia menemukan rumahnya.

- Penunggang Kuda Putih, Penulis Negeri Terlupakan