Dulu, saya sudah menduga akan seperti ini. Ketika satu dari sekian banyak sifat merekalah yang paling saya nggak suka, semua berawal dari perbedaan paham.
Sekolah yang saya tempati menjadi 'kalangan orang'. Pertama kali masuk belum ada terlintas kata 'kalangan orang,' bagi saya semua sama karena memang menjadi murid negeri nggak sama sekali ada seperti itu. Dulu kerjaan saya di mulai dengan belajar, seperti khalayak murid sekolah biasa yang kerjaannya belajar dan rajin.
Tawa di balas tawa saat itu, canda di balas ke hati. Dulu.
Satu persatu semua mulai menunjukkan sifatnya, nggak butuh tiga tahun untuk menunggu. Hanya hitungan bulan sudah cukup bagi saya 'fikir saya'. Tapi siapa sangka saya belum mengenal semua karakter 'teman' saya.
Butuh beberapa tahun untuk saya mengerti mereka, mengerti apa yang mereka inginkan dan apa yang nggak, saya belajar menjadi orang 'mereka', swasta dan negeri sangat lah berbeda bagi saya atau memang saya saja yang terlampau kaget. Ya saya memang kaget namun tertutup oleh sifat saya sendiri.
Saya mulai belajar mejadi orang lain, menjadi pribadi berbeda, tapi apa kalian tau bagaimana rasanya?
Tentu tidak. Karena bagi saya, saya sendiri yang merasakan.
Semua ada positif dan negatif. Terekam jelas dalam ingatan saya, bagimana sifat mereka atau persatu, gaya mereka, canda mereka, atau aib mereka.
Bangku yang menjadi sekolah atas itu adalah, kata tersederhana namun banyak makna di dalamnya saya tidak bilang itu buruk atau baik tapi carilah positif dan negatif dari setiap langkah.