Hai! Selamat malam, mau rekomendasiin cerita sendiri, barangkali kamu suka ini. Kamu bisa hapus ini setelahnya.
[PREVIEW STORY]
"Mau ke mana kau? Seharian kau berkelana sampai-sampai melupakan obatmu, bodoh. Kau ingin terus jadi manusia menyusahkan?"
"Apa pedulimu?" sungutku kesal. Benar-benar dibuat bingung dengan apa yang Jimin mau sebenarnya. Mengapa pria ini ada di sini? Dan tahu dari mana dia lokasiku?
"Kau ini kenapa?" Dia justru balik bertanya.
"Kau yang kenapa? Kenapa kau berlaku seolah-olah tiap harinya kau peduli padaku? Kalau tidak peduli ya teruskan saja! Jangan berhenti di tengah jalan. Kau pikir hatiku tidak punya batas lelah terus kau angkat lalu kau jatuhkan?" Aku benar-benar berbalik sekarang. Berjalan menjauhinya
Aku kira dia akan berbalik dan pergi, namun ternyata aku salah. Lelaki itu justru ambil langkah cepat guna mengejarku yang sudah mulai jauh. Kemudian berhenti di hadapanku dengan napas tersegal-segal. Bahkan aku tahu dadanya masih naik turun tetapi mengapa lelaki itu memilih menciumku tanpa aba-aba?
Memangnya dia pikir itu bisa membuatnya bernapas dengan lancar?
https://www.wattpad.com/story/224517315