Sesekali berkawan dengan tawa, sebab lelah terus²an luka berbentuk muramnya muka.
Segelintir persen untuk bahagia.
Bahkan ketika merasa bahagia, hati sungkan untuk pamit dengan luka.
Enggan untuk menariknya berjalan beriringan.
Sebab hati tau belum sepenuhnya ia bisa adil membagi rasa terhadap keduanya.