Di satu masa, kita pernah menganggap sama nilai suatu kebenaran, saat itu kita erat, akrab seperti keluarga. Hingga waktu dengan bajingan mengacak-acak keadaan, keadaan membuat kita belajar berulang kali untuk menjadi lebih baik.
Sayangnya pelajaran itu membawa kita berjalan pada dua kebenaran yang berbeda. Kau ke utara dan aku ke selatan. Sedang teman kita yang lain masih menanti kita kembali di ufuk timur.
Tapi untuk sekedar berkabar kita menjadi penakut, sebab kita semua takut penolakan.
Tentu saja tak ada yang salah, keadaan berubah adalah keabsolutan kehidupan. Jika ada yang tak bisa kembali, bahkan untuk dua tangan yang pernah saling menguatkan, mari kita sama-sama paham. Memang beberapa hal, tak akan pernah bisa lagi menjadi sama, bahkan jika itu pemahamannya.