gnvvre16

Ajaibnya, tidak ada penolakan dari Ravenssia. Ia justru malah tersenyum mendengar ucapan Nirwana. Mereka bahkan turun dari panggung utama dengan keadaan tangan yang masih saling menggenggam. Bahkan tubuh tinggi Nirwana menempel pada Ravenssia agar gadis itu berhati-hati. Jemari mereka bertautan, seperti ada sebuah benang imajiner berwarna merah yang mengikat jari-jari tangan mereka.

gnvvre16

Ajaibnya, tidak ada penolakan dari Ravenssia. Ia justru malah tersenyum mendengar ucapan Nirwana. Mereka bahkan turun dari panggung utama dengan keadaan tangan yang masih saling menggenggam. Bahkan tubuh tinggi Nirwana menempel pada Ravenssia agar gadis itu berhati-hati. Jemari mereka bertautan, seperti ada sebuah benang imajiner berwarna merah yang mengikat jari-jari tangan mereka.

gnvvre16

Bakti sosial dalam rangka ulang tahun sekolah akan dilaksanakan, dan seperti biasa, duta sekolah bertugas dalam acara ini. Seharusnya yang hadir adalah pemenang, juara 2, dan juara 3. Masing-masing sepasang. Tapi entah kenapa hari ini hanya 3 yang bisa mewakili acara yang diselenggarakan hari Minggu pagi itu. Hanya Ravenssia dari perwakilan juara 3, Nirwana dari perwakilan juara 2, dan Pascal, Putra Pelita.
          
          Sepagian ini, sejak ia sedang dirias, ia mendumel melihat sosok Nirwana yang tengil sudah mondar-mandir di ruang rias. Ravenssia mengutuk Brian yang malah absen dengan alasan tidak masuk akal dan melimpahkan ini padanya. Jadinya ia harus berurusan dengan Nirwana di ruangan yang sama.
          
          Hingga sekarang acara seremoni pembukaan sudah hampir selesai dan Duta Sekolah sudah dipersilakan turun, Ravenssia masih mengomel karena bisa-bisanya mereka harus bersalaman satu sama lain. Pascal bersalaman duluan karena ia harus mengikuti Kepala Sekolah untuk meninjau langsung kegiatan bakti sosial, tersisa Ravenssia dan Nirwana diatas panggung yang berhadapan dengan canggung. Kedua tangan mereka terulur, saling mencari lawan. Ketika mereka sudah bersalaman, Nirwana tidak bisa lebih bahagia lagi. Ia genggam erat tangan Ravenssia dengan satu tangannya lagi yang menganggur sambil mengatakan beberapa kata dengan suara lirih.

gnvvre16

Sang gadis menatap sinis pada pasangan yang berdiri di tengah, bersiap untuk menghabisi mereka berdua dengan topik yang akan ia babat habis jawabannya. Ia berdehem, kemudian memberikan jawaban yang memukau semua orang sekaligus 'menembak mati' Chalunara-Estelline dan oknum guru yang selalu melindungi mereka. 
          
          (Jawaban bagus)
          
          Nirwana tidak bisa melepaskan tatapannya dari Ravenssia sepanjang gadis itu menjawab dengan percaya diri dan gestur yang bagus. Bahkan Ravenssia berkontak mata dengan audiens meskipun tak menatapnya. Si pria membasahi bibirnya yang kering karena terlalu banyak tersenyum, kemudian memberi senyum yang amat lebar setelah Ravenssia menyelesaikan jawabannya. Ia bertepuk tangan, menatap bangga ke arah seseorang yang sedang disoraki gemuruh oleh audiens karena jawabannya sangat memuaskan.
          
          That's my girl. That's my girl! teriak Nirwana dalam hati sambil terus menatap gadis yang sepertinya tak menyangka akan mendapatkan banyak tepuk tangan.
          
          Ravenssia tidak akan pernah tahu bahwa Nirwana selalu bangga terhadapnya. Bahkan Nirwana tak terlalu ingin meraih kemenangan, asal gadis itu berhasil, itu sudah cukup. Baginya, itu sudah cukup. Asal bukan pasangan curang saja yang memenangkan duta sekolah ini, ia akan tetap mendukung karir gadis itu di ajang kecantikan dan juga klub jurnalistiknya.
          
          Sementara si pria menatap dengan tatapan memuja, si gadis malah balas menatapnya dengan mata menantang.

gnvvre16

Mata Ravenssia terbelalak di balik kacamatanya. Ia harus tetap mengontrol ekspresinya setelah ia tahu siapa yang akan memberinya pertanyaan dalam babak motion challenge ini. Buku tangannya terkepal, tapi ia mencoba tetap tersenyum meskipun mata itu terus menatap tajam ke si pemberi pertanyaan.
          
          "Saya ingin bertanya kepada rekan Ravenssia," pria itu, si ketua klub badminton, entah bagaimana ceritanya bisa jadi pemberi pertanyaan motion challenge dan bertanya tepat pada gadis lucu itu. Posisinya, sekarang mereka sedang berkompetisi untuk menjadi duta sekolah.
          
          "Aturan permendikbud secara jelas melarang adanya perundungan di sekolah. Akan tetapi, sekolah terkadang tidak bisa membedakan mana candaan dan mana perundungan. Kasus-kasus yang disinyalir adalah perundungan selalu dinyatakan sebagai sebuah candaan. Bahkan di salah satu daerah di Indonesia, oknum guru terang-terangan mengatakan bahwa 'apakah anak tidak boleh bercanda?'. Setujukah anda dengan opini tersebut? Dan mengapa?"
          
          Ravenssia tersenyum miring, ia melirik pasangan Chalunara dan Estelline yang sering melakukan perundungan di sekolah mereka ini secara diam-diam. Pertanyaan Nirwana boleh juga, dan kebetulan materi ini adalah materi yang dikuasai oleh Ravenssia. Brian selaku rekan Ravenssia menepuk-nepuk pundak Ravenssia, berusaha menyemangati tandemnya. Ia juga menyeringai ke arah Nirwana. Sekarang, mereka seperti berkomplot untuk menyerang pasangan Chalunara-Estelline.

gnvvre16

Selepas motion challenge dilaksanakan, tiga pasang kandidat Putra-Putri Pelita dipersilakan untuk meninggalkan aula sekolah, tetapi sebelum itu mereka harus bersalaman terlebih dahulu. Bisa dipastikan pasangan Chalunara-Estelline yang berwajah paling masam, karena sepanjang motion challenge dilaksanakan, ia diserang oleh dua pasangan lainnya yakni Nirwana-Wanvisa dan Brian-Ravenssia. Padahal sejak tadi Chalunara sudah menyatakan setuju dengan mosi dan pendapat Brian, tapi Brian malah menjelekkannya dan seolah 'kerja kelompok' dengan Nirwana. Padahal Chalunara sangat membenci Nirwana sejak mereka ada di klub olahraga. Chalunara berharap Ravenssia yang sedang bermusuhan dengan Nirwana bisa menyetujuinya tapi Ravenssia juga lebih memilih untuk berkomplot dengan Nirwana dan Wanvisa.
          
          Sama saja! Umpat Chalunara melihat Brian dan Ravenssia yang hendak maju untuk bersalaman. 
          
          Chalunara menatap Brian dengan senyum tipis, tapi Brian hanya melirik pria blasteran itu. Ravenssia bahkan memutar bola matanya ketika ia bersalaman dengan Chalunara dan Estelline. Pasangan nomor urut 3 ini menghampiri pasangan nomor urut 1 yakni Nirwana dan Wanvisa dengan ekspresi berbeda. Brian terlihat sangat bersahabat dengan Nirwana yang tadi malah berkongsi menjatuhkan Chalunara. Hanya saja, Ravenssia tidak bersikap ramah dengan Nirwana. Ia melengos, kesal. Ia hanya menyapa Wanvisa dan berbincang dengan gadis keturunan Thailand itu sebentar sebelum Brian mengajaknya masuk kelas lagi.
          
          Nirwana tertawa smuggy, jika saja ia berkesempatan bersalaman dengan Ravenssia, sudah ia genggam erat tangan gadis itu. Sayang, mereka seperti bermusuhan.