huizilihuitl

Sejujurnya aku tidak mengerti, ketika kau datang mendekat saat orang lain berlomba-lomba menjauh. Aku tid\ak paham mengenai jalan pikirmu--yang kukira berbeda dari orang kebanyakan. Kenapa kau begitu? Aku tidak terbiasa dengan perhatian yang orang lain berikan. Aku juga tidak terbiasa dengan yang namanya bergantung pada orang lain.
          	
          	Aku sudah tahu sejak kau berkata "hallo" padaku maka yang harus terjadi selanjutnya adalah kau akan mengucapkan, "selamat tinggal." Tapi, nyatanya kau tetap tinggal disisi, memberi curahan atensi pada diri ini. 
          	Apa yang salah dengan cara berpikirmu? Kukira kau akan pergi menjauh ketika aku katakan agar kau pergi dan jangan kembali. Tapi sekali lagi kau malah berlabuh, menurunkan jangkar, mengikat tali di dermaga. Seolah mengatakan, "Aku akan tinggal lebih lama dari yang kau kira."
          	
          	Aku tidak suka. 
          	
          	
          	

huizilihuitl

Sejujurnya aku tidak mengerti, ketika kau datang mendekat saat orang lain berlomba-lomba menjauh. Aku tid\ak paham mengenai jalan pikirmu--yang kukira berbeda dari orang kebanyakan. Kenapa kau begitu? Aku tidak terbiasa dengan perhatian yang orang lain berikan. Aku juga tidak terbiasa dengan yang namanya bergantung pada orang lain.
          
          Aku sudah tahu sejak kau berkata "hallo" padaku maka yang harus terjadi selanjutnya adalah kau akan mengucapkan, "selamat tinggal." Tapi, nyatanya kau tetap tinggal disisi, memberi curahan atensi pada diri ini. 
          Apa yang salah dengan cara berpikirmu? Kukira kau akan pergi menjauh ketika aku katakan agar kau pergi dan jangan kembali. Tapi sekali lagi kau malah berlabuh, menurunkan jangkar, mengikat tali di dermaga. Seolah mengatakan, "Aku akan tinggal lebih lama dari yang kau kira."
          
          Aku tidak suka. 
          
          
          

huizilihuitl

Sederhananya begini, Kim Sera jatuh cinta saat melihat Kim Namjoon ada di antara komorebi. Duduk bersandar pada batang pohon, berbicara masih dengan senyum secerah mentari, lesung pipit yang mencuram. Seolah teror semalam hanyalah satu dari sekian banyak mimpi yang tidak sengaja datang. 

huizilihuitl

"Tahu, seringku itu memendam. Bukan karena enggan mengungkapkan, tapi cukup tahu diri jika menambah beban tidak akan buat keadaan membaik." Kata Yoongi, "Marahku itu jarang, tahu kenapa? Karena aku tidak mau kamu berpikir kalau aku orang yang tidak bisa mengendalikan emosi. Iya tahu aku lebih tua, makanya aku jaga kamu begitu hebatnya. Mengerti, Jimin?" 
          
          Dan Jimin hanya mengangguk pasrah, makin menenggelamkan diri dalam pelukan si dominan. Mengecilkan diri mencari kehangatan, setelah pertengkaran yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat. 
          
          
          
          
          
          
          
          Tiba-tiba terlintas di kepala :) 

huizilihuitl

Seringnya, aku melupakan bahwa dalam hubungan ada batasan. Yang diberi nama privasi. Seringnya, aku melupakan jika tidak semua tentangmu harus aku tahu. Ada beberapa yang memang seharusnya tetap pada tempatnya. Dan seringnya aku keras kepala, mencari tahu hal yang tidak seharusnya. Yang justru membawa rasa sakit, hasil dari keingin tahuan yang terlalu besar. Juga, seringnya aku mengabaikan peringatan. Benar kata orang, berhentilah mencari tahu hal yang bisa membuat diri sendiri sakit. Tapi, kembali lagi, aku terlalu keras kepala untuk sekedar mendengar sebuah nasehat.