Peluh keringat dan darah bercampur aduk, lelah dirasa namun tak bisa berhenti. Ketika tanah tidak lagi bersih, penuh akan merah tanda luka dan kematian. Batin tersiksa tetapi masih bisa untuk berdoa, berharap bahwa diri maupun semua orang bisa menghirup angin segar tanpa bubuk mesiu bersarang pada tubuh. Saat luka dan memar masih menemani, diri tak berniat untuk jatuh dan goyah. Kendati mati bisa menjadi kenyataan dalam sekali tembak, namun tubuh tetap tidak berhenti bergerak. Mengharapkan kedamaian dan ketentraman, berdoa tak kunjung letih. Melawan keserakahan dari negara tetangga demi kebebasan negara sendiri.
Itu dulu, bukan sekarang.
Bendera ditarik guna mencapai puncak, berkibar dengan begitu gagah walau diterpa angin kencang. Tidak ada lagi duka karena kematian, hanya ada senyuman kebebasan. Setiap hari kata terima kasih tidak henti terucap, untuk mereka para pejuang kebebasan negara.
Tangan berkutat pada kertas, menjadikan belajar sebagai bentuk hal baru untuk berjuang pada masa kini. Tidak ada peluh keringat, hanya otak yang terus diterpa lelah kemudian tertidur sebagai tanda tengah beristirahat.
Dirgahayu untuk Republik Indonesia ke-76, dari kami para pelajar yang dimabuk akan tugas.