Yui K

My ice prince Sunghoonie :'

Bikin au di tuiter tpi aku nol polowers dan akunku ku gembok (: mauku apa sih? :3

Blue orangeade :'

Saya tidak pernah berubah, saya masih seperti ini, masih seperti yang dulu :)

Lagi kangen berat sama seokjin harem, dimana semua org ngebucin ke dia sampe mampus tpi dianya malah ga peka-peka hmmm :')

"Satu-satunya cara untuk bisa melupakan rasa adalah dengan membenci. Dan itu sudah banyak terbukti. 
          
          Semacam sikap membentengi diri dari rasa sakit. 
          
          Dan ya. Ini memang versiku. 
          Jadi.. Haruskah aku mulai membiasakan diri untuk membenci kalian juga?"
          
          
          Ksj. 

"Sudah dua kali, ku bangun asa diatas mimpi..
          Tentang kau... Juga aku.
          
          Tentang kita, dimana hanya ada bahagia di dalamnya.
          
          Kau tahu, itu menyenangkan.
          Bagaimana kita bercengkrama bersama, itu membahagiakan.
          
          Tak ada canggung, tak ada ragu.
          Membuat ku semakin menyukaimu sebegitu dalamnya.
          
          Sangat...
          
          Aku menyukai semua sifatmu, baik itu nyata ataupun ilusi, semua tetap sama.
          Semua perlakuan mu begitu baik.
          Dan diantara itu semua, yang paling ku sukai adalah, bagaimana tatapanmu yang begitu mendamba dan hanya tertuju untukku— meskipun yang ini hanya ada dalam ilusi.
          
          Aku menyukaimu. Semakin.
          Dan entah untuk kalimat yang kesekian, itu akan terus ku selipkan, selalu.
          Agar dunia tahu betapa aku sangat menyukaimu.
          
          Teruntuk kamu dan kisah kita, sebuah asa yang selamanya hanya terbangun diatas mimpi.
          Jika memang kau dan aku hanya akan seperti ini, semoga yang kau dan aku dapatkan kelak tak akan semengecewakan kita."
          
          Kth to ksj. 

"Kau tahu, alasan terbesarku memilih mundur adalah orang terdekat yang sama juga menyukai mu.
          Menyukai mu sebegitu dalamnya seperti diriku.
          
          Aku tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang dalam diam.
          Aku tahu bagaimana perasaannya yang menyukaimu tanpa tahu kapan rasa itu akan berbalas.
          Aku tahu, sebab diriku juga merasakannya untukmu.
          
          Dia orang yang begitu ku sayangi, dia adalah adik kesayangan ku, dan aku tak akan pernah sampai hati untuk melukai perasaannya terlebih itu karenamu.
          
          Rasa kita berbalas, kau menyukaiku dan akupun menyukaimu meski kau tak tahu itu.
          Tapi di tengah-tengah kita ada hati yang harus ku lebih dahulukan. Hati yang tak akan pernah sanggup ku tepis asanya akan dirimu.
          
          Maaf karena kita saling menyakiti seperti ini, aku yang harus kembali memendam rasa, sedang kau yang harus salah paham akan tingkahku.
          
          Setidaknya aku sempat merasakan bahagianya menjadi yang teristimewa dihatimu meskipun tak pernah sempat saling memiliki."
          
          Myg to ksj. 

"Ku pikir telah lama berakhir.. Tentang rasaku yang mungkin hingga nanti tak akan pernah berbalas.
          
          Ku pikir rasa itu telah lama mati.. Saat ku putuskan untuk berhenti menyebutkan namamu dalam setiap doaku kepada sang Pencipta.
          
          Ku pikir hatiku sudah ikhlas.. Melihat bagaimana sikapku yang biasa saja ketika kau sudah dengan yang lain.
          
          Ku pikir... Tadinya seperti itu.
          
          Tapi ternyata tidak, semuanya masih sama.
          Bahkan disaat kau tak pernah menjadi siapa-siapa bagiku, rasa ini masih begitu kuatnya untukmu.
          
          Ini menyakitkan.
          Cinta tak berbalasku begitu menyakitkan.
          Kau tahu, dan semua rasa ini hanya untukmu.
          Sakit.
          Semua yang ada dalam dirimu begitu menyakitkan untuk ku ingat bahwa tak ada satupun yang bisa ku miliki.
          
          Aku menyukaimu sebegitu dalamnya sampai aku lupa untuk menipiskan anganku.
          Ya, tolong sadarkan aku bahwa selamanya 'kita' hanya akan menjadi angan."
          
          
          Jjk to ksj. 

"A dancer dies twice — once when they stop dancing, and this first death is the more painful." ~ Martha Graham