Rasanya pengen upload cerpen kesayanganku, anak pertamaku, Lisana. Somehow aku jatuh cinta sama anakku Lisana seolah anak kandungku sendiri. Lisana dari Iblis Lisana, Anita dari entah-judulnya-apa, Renaldy dari yang-judulnya-belum-jadi, dan Double Abi yang manis. Mereka sweetheart-ku tapi aku nggak tega menduakan Damar.
Sedari dulu aku terbiasa momong anak-anakku mulai dari berkhayal, terus terbayang kelakuan mereka bagaimana, menemukan konflik yang dear buat masing-masing anakku, naik level membayangkan kronologisnya, lalu masuk ke tahap berpikir serius menyusun alur kronologis dan alur penulisan.
Lisana, Anita, dan Double Abi melewati proses itu. Lisana paling matang, alurnya sudah sempurna dan siap ketik. Renaldy bahkan belum kupikirkan serius. Dan Damar, meskipun paling maju, dia hampir sama sekali nggak ada persiapan. Bismillah, satu, dua, tiga, publish! Benar-benar mengalir begitu saja, hanya berbekal bayangan dan kekuatan memori sendiri.
Semoga kamu cepat besar, ya, Damar.... Supaya kakak-kakakmu bisa ikut tumbuh dan berkembang di sini. Aku kangen Lisana.