Maaf, @khristinavras saya izin rekomendasikan karya ini. Mari baca. Jangan lupa like, comment (kita seru-seruan) dan follow akunnya, ya.
Namaku Bella Kasih, sering dipanggil Kasih. Aku sedang menyusun skripsi. Kukira skripsiku akan berjalan lancar setelah Ibu menjodohkanku dengan anak dari kenalannya, yang ternyata adalah dosen pembimbing skripsiku. Pak Kaizar, namanya. Dia … duren. Maksudku, duda keren. Hmm.
Siapa nyana, skripsiku bukannya lancar, tapi malah jadi kacau! Si “Duren” itu mengganti judul skripsiku, di mana aku harus merombaknya dari awal. Bagaimana aku tak stres? Halo … yang akan kuhadapi ini adalah siswa SMA yang nakal, Sister! Sis-wa na-kal! PTBK, lagi. Ingin aku mencakar wajah dan memaki-maki si “Duren” itu! Eh, bukan “Duren” lagi aku menyebutnya, tapi kuubah sebutannya jadi “Dusek” alias “Duda resek”!
Skripsiku makin kacau setelah aku berurusan dengan salah seorang siswa yang menjadi subjek penelitianku. Kaelan Dofiri, namanya. Anak kelas dua IPS, usia 17 tahun (Pernah nggak naik kelas, sih, dianya).
Aku tak tahu apa salahku hingga harus berurusan dengan si “Anak nakal” itu. Sebutan lain yang kusematkan untuknya adalah si “Telinga Caplang”. Aneh? Memang. Kata orang, kalau telinganya caplang itu berarti pintar. Nah, ini si “Anak nakal” di mana letak pintarnya, sih? Pintar ngerusuh, sih, iya.
Setelah kulewati, ada satu hal yang baru kusadari, bahwa ....
Aku,
Pak Kaizar,
Kaelan,
Skripsiku,
Ternyata saling berhubungan.
X: “Aku mohon, ampuni aku. Aku yang salah. Aku udah hancurin semuanya.”
Kasih: “Nggak perlu meminta ampun. Nggak ada yang salah. Kamu nggak salah. Kisah ini tak pernah salah. Anggap saja sekarang kita sedang konseling, di mana aku adalah konselor dan kamu kliennya. Klienku. Seorang klien tak pernah salah di m toata seorang konselor, bukan?”
https://www.wattpad.com/story/323812454