kincirmainan

“Pertama kamu bilang nggak mau jadi mamanya Akiko, sekarang kamu bilang ternyata aku juga nggak mau kamu jadi mamanya Akiko. Maumu apa? Aku nggak ngerti maumu apa, Lili. This is age gap, kalau kamu mau tahu. Aku nggak bisa memahami jalan pikiranmu, sebaliknya… kamu juga sama. Mending kita sudahi aja—’
          	
          	“Sudahi apa?” sahutku nggak terima. “Nggak ada permulaan buat disudahi!”
          	
          	LAWAN DUDA Chapter 19-20 
          	
          	https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-19-20

kincirmainan

“Pertama kamu bilang nggak mau jadi mamanya Akiko, sekarang kamu bilang ternyata aku juga nggak mau kamu jadi mamanya Akiko. Maumu apa? Aku nggak ngerti maumu apa, Lili. This is age gap, kalau kamu mau tahu. Aku nggak bisa memahami jalan pikiranmu, sebaliknya… kamu juga sama. Mending kita sudahi aja—’
          
          “Sudahi apa?” sahutku nggak terima. “Nggak ada permulaan buat disudahi!”
          
          LAWAN DUDA Chapter 19-20 
          
          https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-19-20

kincirmainan

"Mempertimbangkan apa?"
          "Maksudku.. kita.. perbedaan usia... dan... status kita...?" 
          “Kupikir cuma aku yang nggak mau jadi mamanya Akiko… ternyata kamu juga nggak mau aku jadi mamanya Akiko?!"
          Mataku membola. Hah? Apa?
          “Matte (tunggu),” geramku, kelepasan. “Cukup… jangan permainkan aku lagi. Kamu mau, atau nggak mau jadi mamanya Akiko?”
          
          Baca duluan versi karyakarsa Lawan Duda chapter 19-20
          POV Satriya
          
          LAWAN DUDA Chapter 19-20 https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-19-20

kincirmainan

Kenapa nggak bilaaang?”
          “Kan aku sudah bilang… ayo masuk dulu. Kamu bersikeras.”
          “Karena kamu nggak bilaaanggg…!” raungku gemas. Satriya melihatku geregetan dengan tatapan datar. Dia mendesah sebelum beranjak dari sofa. Aku menyingkir supaya dia bisa lewat. Kuperhatikan diam-diam, dia berbelok ke dapur, jadi aku ngikutin dia. Habis mau ngapain lagi?
          
          “Apa maksudmu terlambat?”
          Dia memandangiku, lalu membuat gerakan melingkar dengan jari telunjuk mengelilingi mukanya. 
          Aku merengut. Nggak paham apa maksudnya. 
          “Ini muka-muka sedih karena habis mutusin pacarnya. Masa kamu nggak tahu?”
          
          LAWAN DUDA Chapter 17-18 
          
          https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-17-18

kincirmainan

Tergemap habis-habisan, aku nggak bisa bilang apa-apa lagi. Tiba-tiba, Akiko mengetuk jok mobilku. “Lekas… aku tidak ingin terlambat masuk sekolah.”
          
          Aku cuma bisa geleng-geleng kepala dan mulai menginjak pedal gas, “Kamu beneran baru delapan tahun?” tanyaku sebelum jalan.
          
          Dia menggedikkan bahunya, “Kadang aku juga heran,” katanya.
          
          Lawan Duda Chapter 17-18
          
          https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-17-18

kincirmainan

Aku menarik-embuskan napas, "Tapi setelah kupikir-pikir... kita cuma terbawa suasana aja… dan kamu mestinya nggak peduliin kekesalanku karena ditawar. Semua pedagang pasti kesal kalau ditawar. Misalnya, kamu beli sayur bawa mobil, lalu menawar dagangannya, pasti dia kesal!"
          “Lili... kamu bukan sayur-sayuran, menurutku kamu berhak kesal.”
          
          LAWAN DUDA Chapter 17-18 
          
          https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-17-18

kincirmainan

Sampai sekarang masih sedih banget liat berita, semoga temen2 yang terdampak bencana segera pulih. My heart ache, this country is rotten by the hands of few people.
          Don’t blame ourselves, don’t blame each other. Blame the government.
          

kincirmainan

@MatahariPagi05 dan pemerintah gak mau menetapkan sebagai bencana nasional meski udah separah itu, kenapa? Karena kalau status jadi bencana nasional, bakal ada audit dan segala macem. Bakal ketauan semua bobroknya. Ya Allah personel di pemerintah kita dari atas sampe akar2nya mafia senua
Reply

MatahariPagi05

@ kincirmainan  aku di daerah agam, sumatra barat. internet bisa di akses dr 2 hari yg lalu setelah 5 hari mati. Ada jaringan internet karna petugas telkom pakai genset di towernya. listrik baru nyala abis magrib kemarin setelah seminggu mati. Jd daerah terisolir 3 hari karna akses menuju daerah kami ada sekitar kurang lebih 20 titik longsor. Ada 2 dusun di ungsikan. 1 dusun sudah kembali karna air sudah surut. 1 lagi masih mengungsi karna tanahnya pada retak. Daerahku aja yg tidak terlalu terdampak sudah begitu pengaruhnya. Bayangkan daerah yg lumpuh total. Tempat tinggal hancur. Listrik mati. terisolir berhari2. Kedinginan, kelaparan, bahan makanan sudah pasti langka. 
Reply

kincirmainan

@DwiAryani782 gak terima banget kalo yang disalahin sesama rakyat, seolah2 banjir kayak gt cuma karena buang sampah sembarangan. It’s not. Itu salah kebijakan bertahun2 yang cuma menguntungkan sebagian kecil orang
Reply

kincirmainan

“Kamu pikir yang dekat sama aku nggak bisa diitung dengan jari?” sambarku, agak tersinggung. 
          “Kamu kan masih muda,” kelitnya. “Yang kumaksud jari itu… satu tangan….”
          “Ya sama…,” ucapku.
          Sambungnya, “Yang jari telunjuk sama ibu jarinya udah kepotong….”
          
          Baca duluan dua chapter Lawan Duda di karyakarsa
          
          LAWAN DUDA Chapter 17-18 https://karyakarsa.com/Kincirmainan/lawan-duda-chapter-17-18