"Saya bakal sembuh kan? " pria paruh baya yang mengenakan jas putih serta stetoskop yang bertengger di lehernya itu tersenyum tipis dengan helaan nafas kasar.
"Kamu kuat kan? berdoa terus ya biar sembuh." dia tak menjelaskan nya detail, tapi aku tahu makna dari ucapannya.
Aku tersenyum menahan buliran bening dari kedua netraku, memegang selang yang menyangkut dihidungku.
"Aku harap aku bisa bernafas tanpa benda ini lagi. "
Setahun bersama, rasa semakin pudar, hubungan semakin jenuh, bertengkar setiap hari, pikiran tak lagi sama, haruskah aku tetap mempertahankan hubungan toxic ini?