Tsaminaa

Assalamu'alaikum ... mampir ke ceritaku yuk^^
          
          Kepada yth.
          Ica
          Di
          Tempat.
          
          Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
          
          Dengan ini saya sampaikan bahwa pada hari ini saya tidak dapat berhadir disana untuk menyampaikan kemauan saya secara langsung, berhubung kita dalam keadaan belum mahram.
          
          Makanya, nikah yuk!
          
          Biar nanti kita sama - sama bisa ngerasain rasanya punya keluarga. 
          
          Saya tahu keadaan kamu. Barusan Ranti ceritain semuanya ke saya. Ica, kita memang dipaksa untuk menelan pedih sejak kecil. Dipaksa jadi dewasa sebelum masanya. Tapi Ca, kita bukannya gak berhak bahagia.
          
          Jadi kalau kamu mau, ayo kita coba. Saya punya sedikit uang hasil dari menjadi imam masjid dan melatih anak - anak karate. Kita bangun rumah kecil di ujung kota. Kota yang jauh ... sekali. Sampai Ica gak pernah berjumpa lagi dengan orang - orang ini.
          
          Disana Ica gak bakal nangis tiap malam lagi dan gak ada lagi yang mukulin Ica. Siapa yang berani macam - macam langsung saya tonjok.
          
          Rumah kita kecil aja, Ca. Nanti dihalaman depannya saya buatin taman biar kamu puas nanam bunga. Biar kamu bisa tertawa lagi tiap hari. Cukup hidup saya aja yang susah, Ica harus bahagia.
          
          Saya tahu perihnya terbuang sejak kecil, Ca. Dan InsyaAllah saya juga tahu bagaimana membuat kamu tidak merasa terbuang seperti saya. Saya pingin ada untuk kamu. Jagain kamu pas sakit, ikut senang pas kamu ketawa, ikut sedih pas kamu nangis, kita menua bersama - sama. Sampai akhirnya kamu mati sambil tersenyum bahagia, saya yang ngusurin jasad kamu. Memastikan kamu baik - baik saja sampai tetes darah saya yang terakhir. Kalau saya mah terserah mau mati di mana aja.
          
          Dah. Gitu aja.
          
          Wassalam, Kafka.