Tidak bisakah kamu menghilang sehari saja dipikiranku, Di.
Aku lelah menangis tiap malam karena mengingat aku yang selalu ingin semuanya kembali harmonis seperti dulu.
Mungkin bagiku.
Bagi kita, tak mungkin Di.
Kita sudah menciptakan jarak bahkan entah siapa yang memulai, mungkin aku Di.
Ya aku menyesal, Di.
Aku benci aku yang sekarang.
Seperti itu saja Di, menjauh, lalu lupakan aku Di.
Biar aku yang menderita sendirian.
Kamu tak usah.
Kamu tak perlu mengerti.
Kamu dengan duniamu saja, tak usah libatkan aku.