Aku suka dia, kadang tiba-tiba dia menyelinap di pikiranku pas waktu-waktu random. Ya, walau aku enggak tahu pasti itu cinta atau hanya benih-benih cinta. Tapi aku tahu aku bukan siapa-siapa, denganku dia enggak punya masa depan, aku tak layak untuk dia. Lagipula, kami enggak mungkin menyatu. Tetapi, kenapa jika tak ada harapan tentang kita hari demi hari pengharapan akan dia semakin membuatku melambung riang dan juga kesal menanti dia untuk sekedar bertegur sapa melalui kata-kata khas kita.
Jika kamu baca ini, aku mau ngomong kalau aku tahu apa yang kamu maksudkan tentang tebak-tebakan yang membuat jantungku meletup dan tak kuasa untuk membuang ponselku karena aku tahu apa yang kamu maksud. Tentang permainan terakhir yang kita lakukan aku juga dengar kalau kamu ngomong love you, walau itu pelan dan kamu buat enggak jelas. Wkwkkw, kamu lucu.
Dan aku juga lihat statusmu tentang lagu itu, dan semoga ini bukan ke-gr-anku kalau status itu ungkapan hatimu. Kala itu aku sangat sebal denganmu, dan maaf jika aku sangat jutek. Tapi status lagu yang kuunggah sebenarnya bukan untukmu, itu hanya peringatan untukku agar kutak salah memutuskan. Kita tetap mengobrol kala itu walau terasa gersang karena aku kesal. Hingga esoknya aku melihat kamu punya status baru dan aku secara diam-diam dengan sebuah trik melihat statusmu mengenai lagu Andmesh-kumau dia. Apakah ini sekedar perasaan gede rasa atau kamu memang ada rasa untukku? Entahlah, mau bagaimanapun aku dan kamu tak akan menjadi satu. Kecuali, bila Tuhan berkehendak dan merahmatimu seperti halnya diriku.
-Aku yang belum mencintaimu