Sinopsis:
"Sampai kita tunangan. Sampai kita nikah. Aku bakal selalu di samping kamu."
Tapi kenyataan tak semanis janji. Saat semua terasa begitu dekat, Ardan justru datang membawa luka. Ia menundukkan kepala, meminta maaf dengan suara bergetar karena janji itu tak bisa ditepati.
Ada nama lain yang tiba-tiba hadir di antara mereka: Sela.
Dan ada pula cerita tentang kecelakaan yang menyeret nama adiknya, Tamira. Sela menuduh Ardan sebagai penyebabnya. Ia menuntut pertanggungjawaban dengan sebuah tuntutan yang tak bisa ditawar Ardan harus bertunangan dengan Tamira.
Yang Raina tahu, semuanya hanyalah kepura-puraan. Luka Tamira hanyalah sandiwara. Semua itu demi satu hal: uang. Namun meski Raina mengerti, Ardan tetap terjebak di dalamnya.
Hujan kembali turun saat Raina menangis, tubuhnya gemetar menahan sakit yang tak bisa ia sembunyikan lagi.
"Kalau kamu mau nangis di pelukanku... silakan."
Suara Ardan terdengar pecah, sesak, karena melihat gadis yang ia cintai tersakiti oleh keadaan.
Di tengah derasnya hujan, Raina akhirnya bersandar di dada Ardan, membiarkan air matanya bercampur dengan air hujan. Sementara Ardan ikut menangis, menanggung perih yang sama.
Raina tersenyum samar meski hatinya hancur.
"Gak papa, Ardan... it's okay. Jalani saja semuanya. Aku gak papa kok. Janji memang harus ditepati. Aku kuat kok. Nanti juga kamu bakal tahu semuanya..."
Namun siapa sangka, kata-kata sederhana itu menjadi awal dari rahasia besar yang perlahan terungkap. Sebuah rahasia tentang janji, cinta, dan luka yang tak bisa disembuhkan hanya oleh waktu.
https://www.wattpad.com/story/401196963?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=Anm_Shyi