aku ingat, tepat setelah pengumuman hasil try out kedua, aku pernah mengeluh kepada mama. mengeluh tentang kerasnya lingkungan disekitarku.
saat itu aku menangis, benar-benar kencang. itu tangisan pertamaku setelah bertahun-tahun tidak menangis dipelukan mama.
mama bilang begini, "orang-orang disekitarmu gak berhak menentukan jalan hidupmu. siapa kamu nanti, itu urusan kamu. mama dan keluarga cuma bakal ngasih pilihan, sisanya? itu terserah ke kamu."
aku menangis lagi. lalu mama bilang, "abaikan apa kata mereka. mama yakin kamu bisa ngelewatin ini. buktikan kalau apa yang terjadi hari ini adalah sebuah kesalahan."
disitu aku menangis lebih kencang. dunia mengerikan sampai-sampai aku takut untuk tumbuh lebih dewasa lagi.