staymoabestie

Bulan November.
          	
          	Akhir musim gugur. Ya, di sinilah kita hari ini.
          	
          	Mengapa nuansa sendu yang lebih mendominasi musim daun bertebaran mewarnai tanah, padahal apa bedanya dengan musim yang menerbangkan kelopak bunga beberapa bulan yang lalu? 
          	
          	Rasanya musim semi selalu berkesan hangat dan manis, lalu mengapa musim gugur identik dengan dingin dan layu?
          	
          	Bedanya, bukankah hanya dari apa yang menghiasi alam? 
          	
          	Musim semi dengan bunganya.
          	
          	Musim gugur dengan daunnya.
          	
          	Ah...
          	
          	Musim semi tampak indah dengan semerbak bunga yang bermekaran dan berterbangan sepanjang jalan didukung sinar mentari yang mencintai bunga.
          	
          	Musim gugur tampak indah dengan lembaran dedaunan yang jatuh dan berserakan di tanah diiringi dinginnya sayatan angin yang terus menebas pohon agar melepaskan daunnya.
          	
          	Tak akan pernah sama.
          	
          	Yang indah karena mekar bersama, 
          	
          	dan yang indah karena saling melepaskan.
          	
          	Aku tidak membenci musim semi, sungguh. Aku menyukai saat-saat menenangkan melihat dunia begitu terang dan penuh cinta. Musim semi yang berwarna.
          	
          	Namun, aku akan memilih musim gugur, jika ada yang bertanya mana yang lebih indah.
          	
          	Karena mereka bisa tetap mempercantik seisi bumi dengan aksen emas berkilau meskipun tengah menggugurkan satu per satu dedaunan di sisinya.
          	
          	Musim gugur yang tetap cantik, sejuk, dan tenteram, tanpa menampilkan perihnya melepaskan dan tumbangnya sebuah asa.
          	
          	Pohonnya akan bertumbuh daun lagi, kok.
          	
          	Semua hanya perlu waktu.
          	
          	Mari menunggu.
          	
          	---
          	
          	ryuuna, 1 November 2021

staymoabestie

Bulan November.
          
          Akhir musim gugur. Ya, di sinilah kita hari ini.
          
          Mengapa nuansa sendu yang lebih mendominasi musim daun bertebaran mewarnai tanah, padahal apa bedanya dengan musim yang menerbangkan kelopak bunga beberapa bulan yang lalu? 
          
          Rasanya musim semi selalu berkesan hangat dan manis, lalu mengapa musim gugur identik dengan dingin dan layu?
          
          Bedanya, bukankah hanya dari apa yang menghiasi alam? 
          
          Musim semi dengan bunganya.
          
          Musim gugur dengan daunnya.
          
          Ah...
          
          Musim semi tampak indah dengan semerbak bunga yang bermekaran dan berterbangan sepanjang jalan didukung sinar mentari yang mencintai bunga.
          
          Musim gugur tampak indah dengan lembaran dedaunan yang jatuh dan berserakan di tanah diiringi dinginnya sayatan angin yang terus menebas pohon agar melepaskan daunnya.
          
          Tak akan pernah sama.
          
          Yang indah karena mekar bersama, 
          
          dan yang indah karena saling melepaskan.
          
          Aku tidak membenci musim semi, sungguh. Aku menyukai saat-saat menenangkan melihat dunia begitu terang dan penuh cinta. Musim semi yang berwarna.
          
          Namun, aku akan memilih musim gugur, jika ada yang bertanya mana yang lebih indah.
          
          Karena mereka bisa tetap mempercantik seisi bumi dengan aksen emas berkilau meskipun tengah menggugurkan satu per satu dedaunan di sisinya.
          
          Musim gugur yang tetap cantik, sejuk, dan tenteram, tanpa menampilkan perihnya melepaskan dan tumbangnya sebuah asa.
          
          Pohonnya akan bertumbuh daun lagi, kok.
          
          Semua hanya perlu waktu.
          
          Mari menunggu.
          
          ---
          
          ryuuna, 1 November 2021