tanpakepala

Kita memaku memori pada semesta juga raga yang kian tua, memandang jauh dirgantara layaknya burung-burung yang tak tahu akal pikirannya. Mari menyertakan kenangan-kenangan indah yang ada, yang menekan Wanodya layaknya injakan sepatu di atas kepala.

tanpakepala

Kita memaku memori pada semesta juga raga yang kian tua, memandang jauh dirgantara layaknya burung-burung yang tak tahu akal pikirannya. Mari menyertakan kenangan-kenangan indah yang ada, yang menekan Wanodya layaknya injakan sepatu di atas kepala.

tanpakepala

Kita mengerti benar bahwa cita-cita tidaklah bisa diunggah dengan rasa yang sia-sia. Menyelinap layaknya raga yang dituntut sosial serta realita, meyakinkan diri sendiri bahwa dunia bukanlah hal yang perlu ditakuti. Mari kita tunjukkan pada pola pikir serta rasa yang kian tiada tara, mereka-mereka yang terlambat justru tidak kalah cepat dalam menggapai impian yang sempat terhambat. Doakan semuanya menjadi baik-baik saja, doakan semuanya menjadi damai dengan jalan serta mimpinya yang tidak terkira.

tanpakepala

Kita merekah indah pada purnama yang tidak tentu arahnya, yang mengenyam cahaya bintang layaknya fatamorgana yang diidam-idamkan manusia buminya. Tanpa telaah juga gundah, memuja layaknya proletar lapar tiada guna, kita menyembah khalayak raga yang tidak memiliki jiwa. Bersimpuh rendah hingga tak bisa lagi melihat indah. Menyentuh akal sehat hingga hilang terbebat layaknya perasaan gila yang semakin kuat. Nyata benar cintanya, pada angan-angan serta nirmala yang tiada habisnya. Coba dibiarkan saja hingga dia memohon ampun pada pola pikirnya.

tanpakepala

Pada akhirnya, aku terjaga hingga jam dua pagi dengan lagu Skyfall yang kuulang-ulang tanpa duga. Mungkin sampai di sini, aku menoleh berkali-kali pada masa yang telah lama kulewati, masa di mana aku tak mengerti bahwa dunia tak sesempit yang kukira. Aku tak lagi melihat dirinya sama, tak lagi melihat dirinya mendurga. Tentang cinta serta rasa, semuanya terasa sia-sia tanpa rasa kagum yang meraja lela. Aku tak lagi melihat dirinya sebagai langit, sebagai angan serta takhta yang kurasakan proletarnya. Aku tak lagi merasa miskin ketika melihat dirinya.

tanpakepala

Aku ini penyakit, penyakit yang kian mendurga pada siapa dirinya akan berhenti mengelana. Mencinta-cinta tanpa asa hingga nyawanya hilang tak bersisa. Penyakit, penyakit yang tak bisa dinalar. Penyakit yang tak bisa ditakar, penyakit yang menggerogoti dirinya hingga akar.

tanpakepala

Aku mencintainya, dengan segenap raga serta angan yang agaknya tak pernah habis. Gelembung-gelembung serta retorika yang mengatakan bahwa kita akan baik-baik saja tidak pernah hilang di dalam kepala. Menuntut kata-kata yang tak dapat kukatakan bahkan jika bingkai wajahnya mengabsen pada obsidian. Nyata sekali semuanya menjadi semakin rumit dengan perasaan yang menuntut lebih atas dirganya sifat ia yang tak tertandingi. Semakin memikirkan kemungkinan lara yang belum tentu arahnya, semuanya seakan runtuh tak berguna pada praduga-praduga tak berharga.
          
          Coba dimengerti tentang wanodya ini yang tak pernah meminta, yang pernah memohon dengan lara tentang rasanya yang tak sudah-sudah. Tentang dia yang mengais keajaiban pada gemerlapnya malam, juga mengulum hebat angan serta rasa yang menarik lini kepalanya semakin dalam.

tanpakepala

Tentang lelahnya kita pada lini kepala, tentang lelahnya kita pada yang tak pernah cukup untuk mereka. Mungkin sepersekian hati ingin sekali untuk lari, pergi, namun tak pernah kembali. Menyatakan pada yang Maha Kuasa bahwa diri yang kian absensi, lelah setengah mati dan ingin menenggelamkan diri. Nyatanya dia berdiri kembali, entah untuk yang keberapa kali. Menjetik alam sadar bahwa dirinya tak bisa memohon pada sekitar, bahwa dia hanya bisa hidup dengan bahu bergetar.

tanpakepala

Kita meniti benar jalan-jalan yang telah kita telaah, mencoba mencari makna padahal yang kasat mata saja sudah jelas artinya. Biru bilang dia mencintai wanodya, tanpa patah kata yang sepertinya tidak sesuai dengan cintanya. Dia memohon sekali pada nirmalanya itu, merengek memaksa rasa yang kian besarnya tak terkira. Biru-biru... lelah sekali kepala yang berbaris melihatmu merangkak seperti itu.

tanpakepala

Sebulan yang lalu aku menyaksikan sebuah film dengan pola pikir kecil yang bahkan belum mengenal dunia. Mereka manis sekali, namun entah mengapa Tuhan memberikan hidup yang bahkan tidak dapat mereka pijak sama sekali. Rasanya begitu sedih. Aku berharap semua orang dapat bahagia dengan jalan yang benar serta pikiran mereka masing-masing, aku berharap kita semua dijauhkan dari malapetaka yang menyerang lini kepala, aku berharap kita semua dapat mengendalikan hidup hingga bahagia seutuhnya. 
          
          Semoga anak-anak itu (juga anak-anak di luar sana), berakhir dengan bahagia tanpa dusta dan nestapa.

tanpakepala

Kebebasan mengenyam pendidikan,
          Kebebasan berorganisasi dengan minat yang disukai,
          Kebebasan-kebebasan fatamorgana bagi beberapa yang lainnya.
          
          Mereka bagai melihat surga yang mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya. Remaja-remaja indah yang dibangun dengan memori semesta luar biasa, nyatanya memberi luka besar bagi mereka yang tidak dapat menggapainya.