Putrajaya dari ranah penguasa Timur.
Yang digadang-gadang sebagai pedang pelindung.
Padahal dibalik perisailah seharusnya rakyat berlindung.
Cucu sang Aæsmör, seru lantang semua.
Puji-pujian berkumandang, hingga langit mendengar.
Namun mereka lupa akan suatu hal.
Bara api yang semula padam,
Sesungguhnya tak mati direnggut kalam.