Cbxcin

ɴᴏ ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ!
          
          Aku berjalan di terowongan gelap, di mana aku, tempat apa ini? Aku terus berjalan di terowongan gelap ini, kakiku... Aku tidak bisa menghentikannya seakan-akan ada seseorang yang mengendalikan ku sekarang aku takut, tubuhku tidak mengikuti isi pikiranku, tubuhku tidak mau diperintahkan oleh otak ku, ada apa ini?
          
          Satu langkah lagi aku menuju cahaya itu, maka aku akan keluar dari terowongan gelap ini, namun apa yang ku harapkan adalah neraka yang selalu menghantuiku.
          
          Lagi... Kakiku berjalan sendiri membawa tubuhku menuju kubus tersebut. Ada rasa takut sekaligus membuat hatiku tenang. Kubus itu seakan-akan memberitahuku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
          
          Aku bisa melihat cahaya yang dikeluarkan oleh kubus dari dekat, sangat indah.
          
          "Annyeong haseyo," ucapku sembari membuka pintu, ku majukan kepalaku untuk melihat isi ruangan itu, namun apa yang aku pikirkan ternyata salah, ini di luar ekspektasiku, ini seperti di surga, indah bahkan kata-kata tidak bisa diungkapkan ketika melihat ini.
          
          Apakah aku di surga? Sangat tidak di percaya, beginikah jika orang mati?
          
          Deg! 
          
          Ku buka mataku dan kini aku berada di kamarku.
          
          Di dadaku ada kalung dengan liontin kubus biru beserta buku yang kulihat di mimpiku.
          
          Sekali lagi pikiran ku bingung.
          
          Ini nyata?
          
          Mau lanjut? Ayo injek link di bawah, biasakan vote ya kakak ^^
          https://www.wattpad.com/story/142130505

Pemuja_Cinta

Hai, salam kenal  
          
          Baca tulisanku ya "Sayap-Sayap Patah +18 (Cinta Segi Lima) oleh Pemuja_Cinta di Wattpad https://my.w.tt/pEyivN8kG5
          
          Terimakasih 
          
          
          
          Untuk ukuran remaja berusia 19 tahun, pembawaan Rhino sangat dewasa. Iya benar, Rhino dan kedua temannya masih berusia 19 tahun. Lebih muda 4 tahun dari Wulan. Tapi mereka biasa memanggil Wulan tanpa embel-embel mbak, atau kak. Hanya Wulan. 
          
          Awal Rhino berkenalan dengan Wulan di dekat frontdesk, Rhino mengira Wulan seumuran dengan dia. Mungkin karena pembawaan Wulan yang ceria, wajah Wulan juga polos tanpa berdandan. Sehingga masih nampak seperti remaja yang baru lulus SMA, seperti dia. Padahal Wulan sudah lulus kuliah. 
          
          Memikirkan tentang Rhino, membuat Wulan bimbang. Dia setengah yakin, saat ini Rhino sedang mendekatinya. Sebenarnya dia ingin menghindari Rhino, agar tidak memberikan sinyal yang salah. Tetapi saat ini, dia perlu teman yang bisa mengalihkan pikirannya dari Surya. Mengingat nama Surya, kembali hatinya pedih. Serasa ada yang menusuk di dadanya. Nyeri.