Di sebuah mansion megah yang terlihat cantik dengan lampu-lampu taman serta area sekitar yang bercahaya indah. Seperti istana dari negeri dongeng, kemewahan yang diinginkan setiap manusia. Walau terlihat begitu sempurna dari luar, tetapi tidak dari dalam. Terjadi ketegangan saat seorang pria memegang sebuah pistol yang terarah pada wanita muda yang meringkuk memeluk bayinya yang menangis keras.
"Kau... boleh membunuhku, tapi biarkan anak ini hidup," pinta wanita itu dengan suara bergetar.
"Dia...berhak atas hidupnya," lanjut wanita itu sambil mendongak menatap ujung piston yang terarah tepat di kepalanya.
"Tidak..." pria yang dari tadi menodongkan pistol itu menatap benci pada sosok wanita yang merupakan istrinya itu.
"Dia adalah bagian dari kesalahan mu. Maka dia... harus ikut menjalani hukuman bersamamu."
Mendengar nada tanpa belas kasih yang keluar dari mulut yang biasa berkata manis, wanita itu menangis perih. "Tolong... Aku mohon..." pintanya lagi dengan air mata yang mengalir deras, berharap sang suami sedikit iba.
"Yang bersalah adalah aku... Anak ini tak tau apa pun."
"Jadi, Kau ingin aku memberi tahu kesalahannya sebelum membunuhnya? Baiklah. Akan ku buat dia mengerti, bahwa dia berasal dari sebuah dosa besar, dan dosa, tempatnya adalah neraka."
"Tidak! Kumohon jangan!"
Dorr...
"Uwekk....uwekk...uwekk..."
Malam itu, ditutup dengan tangisan sang bayi yang seolah menjerit saat kehangatan yang melingkupinya hilang dalam satu suara keras yang menggema di seluruh ruang kamar.
Tiba-tiba banget dapet ide...
Gimana nih? Boleh dilanjut gak ya...