Melihat situasi politik saat ini jadi ingat waktu nulis Jayakarta, saat itu orang-orang juga sedang demo perihal UU Cipta Kerja. Lalu banyak yang menyayangkan saat banyak demonstran yang terluka, takut kalau kejadian 98 terulang. Akhirnya cerita aktivis 98 kembali mengudara, sampai kutemukan cerita pemuda yang namanya Elang, aku nggak berhenti nangis waktu tau dia meninggal karena ditembak di depan gerbang kampusnya. Akhirnya Elang jadi sumber inspirasi cerita Jayakarta ditulis. Walau masih sangat kurang dalam banyak hal, kupikir Jayakarta adalah karya yang menyimpan rasa pada satu linimasa.
Semoga Indonesia lekas pulih, semoga demokrasi tidak terus menerus dihianati.