Dua

7 0 0
                                    

April adalah namaku. wanita dengan rambut lurus bergelombang dan bola mata Aquamarine. Aku bukan orang kaya, keluargaku biasa biasa saja dan aku hanyalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta yang jauh dari kotaku, ya aku anak rantau.  Aku anak beasiswa jadi sudah wajar kalau aku bisa bersekolah disini.

Banyak yang terjadi padaku 3 tahun terakhir ini, kebahagiaan semu dan penyesalan terbesar adalah sebagian dari kisahku. Kemarin sehabis pemakaman devino Arga Sanjaya aku langsung pulang ke kontrakan, dan tentu diantar oleh yang menemaniku ditengah hujan kemaren yah si keparat sialan itu devano Arga Sanjaya.

Kalian pasti penasaran siapa mereka? Tenanglah selama perjalanan cerita ini kalian akan tahu dengan sendirinya perlahan lahan tentang aku dan mereka.

Aku terbangun pukul 9 yah cukup pagi untuk anak semester akhir sepertiku, sudah bisa ditebak juga kenapa aku bisa bangun sesiang ini.

Apalagi kalo bukan menangis semalaman sampai mataku bengkak kalian pasti mengira aku bodoh menangisi seseorang tanpa mau berhenti bukan malah mengikhlaskan orang yang telah pergi.
Tapi aku tak perduli dan aku yakin di pusara itu bukan Devin ya aku yakin sekali.

Kubuka telepon genggamku banyak sekali notif masuk yang rata rata menyemangatiku perihal kematian Devin, terlalu malas aku membaca ini sudah kubilang bukan Devin masih hidup dan akan slalu begitu. Aku tau esok atau nanti aku akan bertemu lagi dengannya dan akan aku buktikan  yang di pusara itu tak lebih seonggok tanah tanpa isi haha terserah mereka mengatakan aku gila apapun yang terjadi devin tetap hidup bagiku.

Aku memutuskan menelpon Airin kali ini untuk mengajaknya pergi berlibur ke Bandung, apa kalian mengira aku gila baru kemaren berduka dan sekarang malah berencana berlibur. Sungguh kalian salah aku berlibur kesana karena disanalah tempat terakhir mereka menemukan jasad 'devin' aku tak percaya itu karna saat itu aku tak melihatnya, jadi masa bodoh dengan anggapan mereka.

Aku akan mencari kebenaran dari semua ini akan terus mencari sampai devinku ketemu dalam keadaan hidup dan aku akan minta maaf padanya dan bahagian bersamanya. Bukankah harapanku terlalu tinggi ? Oh tidak ini hanya sebagian kecil ambisiku, kalian tidak akan pernah tau seberapa besar tekadku mencapai sesuatu meski sekecil apapun harapan itu.

"Halo airin"

"Iya kenapa ril?"

"Nanti sore kita berangkat ke Bandung kutunggu di bandara jam 4 sore"

Dan tutt kumatikan sambungan telepon tanpa menunggu jawabannya, ayolah aku tidak perduli, aku tidak suka penolakan dia tau itu.

"CK siap anak itu selalu seenaknya" umpat Airin setelah menerima telpon dari April





Flashback on

Seorang gadis dengan rambut coklat terlihat dibully  oleh seniornya, gadis itu bersimpuh dengan air mata mengalir deras memohon pengampunan dari seniornya.

"Kumohon hentikan hiks hiks"

"Kau pikir aku akan mendengar mulut kotormu jalang! Sudah kubilang jauhi Devin"

"Aku tak mendekatinya aku bersumpah, dia kemarin hanya meminjam buku catatan ku."

Rambut gadis itupun dijambak kencang lalu ditampar oleh seniornya tanpa rasa iba sedikitpun. Sedangkan senior itu tampak menyeringai karena lawannya kali ini sangat lemah, bahkan hanya dengan satu pukulan pun sudah jatuh. Sudah jelas mana pantas dia bersanding dengan Devin pujaan hatinya.

Brak!
Brak!
Dugh!

Pintu toilet terbuka dengan kencangnya, masuklah seorang pemuda tampan dengan penampilan sangar namun terkesan sangat seksi.

"Apa yang kau lakukan April!, Dia tidak bersalah tak seharusnya kau begini ! Sialan !"

"Devin apa maksudmu, aku hanya memberi pelajaran untuk jalang kecil ini supaya tak mengganggumu lagi"

Devin hanya mendengus dan berlalu menghampiri gadis malang tersebut,
"Kau tak apakan Rini?"

"Uh tak apa Dev, terima kasih" lirih Rini

"Pergilah biar April jadi urusanku, kumohon maafkan sikap dia yang keterlaluan ini"
Rini pun berlalu dari toilet itu dengan langkah tertatih tatih, sedankan April memandangnya dengan tatapan membunuh.

"Ck, kenapa kau biarkan dia pergi Devin. Aku belum selesai dengannya"
Ucap April cemberut. Devin hanya terkekeh melihat kekasihnya ini, dia senang karena sikap posesif gadisnya tapi dia juga tak menyukai sikapnya yang suka menindas ini.  Devin langsung menarik April ke pelukannya.

"Stt, sudahlah kau tau kan aku sangat menyayangimu. Tak mungkin aku berpaling ke yang lain jadi kumohon jangan seperti ini".

"Aku hanya takut Dev, aku takut kau meninggalkanku seperti mereka aku sangat takut" lirih April

"Aku takkan meninggalkanmu sayang takkan pernah" ucap Devin mengecup kening gadis tercintanya ini.

Flashback off

"Jangan melamun di siang bolong bodoh" tegur Devan

"Kau mengejutkanku sialan!" Ucap April kaget

"Hn" gumam Devan

"Meski wajah kalian mirip, aku sama sekali tak melihat kesamaan sikap diantara kalian, devinku sangat manis sedangkan kau si keparat es berjalan"

"Aku tak bilang kami sama"

Jangan tanya aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang