tiga

5 0 0
                                    

APRIL POV :

Hari ini 22 juni 2021, tepat 6 bulan setelah devin meninggalkanku.
selama itu pula, aku dan devan mencari kebenaran dari perihal kematiannya. tapi, sejauh ini kami belum mendapatkan hasil apapun.

aku hampir frustasi bahkan beberapa kali sempat ingin mencelakakan diri, iya aku mencoba bunuh diri. jika memang devin pergi meninggalkanku meskipun harus aku akan menyusulnya sampai ke dunia lain, aku tak perduli dikatakan bodoh berkali kali bagiku dunia tanpa devin sangatlah hampa.

aku tidak punya orang tua sejak lahir, mereka membuangku di rumah pondok milih seorang nenek tua. aku dibesarkan disana, ketika berusia 12 tahun nenekku meninggal dunia. aku yang saat itu hanya bisa bergantung pada nenek tidak tau harus bagaimana melanjutkan hidup, sampai pada akhirnya aku mencoba bekerja serabutan demi membiayai hidupku dan sekolahku.

aku tidak mempunyai teman dari dulu bahkan sampai sekarang temanku hanya airin seorang. kalau dulu orang tidak mau berteman denganku karena aku miskin, berbeda dengan sekarang mereka segan berteman dengan pribadi bermulut tajam sepertiku. tapi aku tak perduli selama ada devin kekasih sekaligus penyelamat hidupku, aku akan terus hidup. karena hidup bersamanya adalah tujuanku.

sekarang dia pergi, duniaku seakan runtuh aku tidak bisa menerima kehilangan lagi. sudah cukup, aku tidak percaya dia pergi begitu saja aku tahu itu.
andai saja si keparat devan tidak menggagalkan setiap rencanaku untuk mati, mungkin aku sudah menyusul devin sekarang.

APRIL POV END.

Dentingan sendok di gelas terdengar perlahan, nampaknya air kopi yang tadi hangat pun sekarang sudah mendingin.
devan melihat april dari balik sekat kaca antara taman dan kamarnya. dahinya mengkerut seolah banyak sekali beban yang menjadi pikirannya saat ini, beberapa kali menghela nafas akhirnya dia bangkit melangkah mendekati april.

"sudah mau gelap masuklah"
ujar devan pelan

tidak ada jawaban dari april, dia hanya termenung sambil memegang foto dirinya dan devin. bahkan menengok ke arah devan pun dia sangat malas.

"terserah padamu mau tetap seperti ini meratapi foto dia saja, atau ikut aku bertemu dengannya" pungkas devan seraya berjalan menjauh

"tunggu ! apa maksudmu bertemu dengannya ? apa sudah ada petunjuk ? dimana dimana dimana dia sekarang devan" teriak april

devan menghentikan langkahnya
"kubilang masuklah terlebih dahulu, nanti ku jelaskan berhentilah menangis seperti orang bodoh disana"

devan pun melangkah masuk kedalam rumah, sedangkan april mengikutinya perlahan.

Ditempat lain, tepat pukul setengah tujuh malam.

"sudah kau temukan ar ? jangan sampai kita didahulukan bocah tengik itu" ucap seorang pria parubaya

"sudah kak, harusnya mereka belom menemukan petunjuk sejauh ini. kami selalu memanipulasi segala hal yang mereka cari."

"bagus, cepat temukan dia dan bawa ke hadapanku. anak itu meninggalkan semua  hanya untuk hal yang tidak berguna"

"baik kak"

pria itupun berlalu meninggalkan seorang pria paruhbaya itu sendiri.

aku tidak akan melepasmu lagi nak.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan tanya aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang