(B2) SAYA MENJADI ISTRI YANG VIRTU DAN IBU YANG MENCINTAI DI DUNIA BUDAYA LAIN

Bab 378. Hanya Ayah yang Bisa 'Menekan' Ayah (2)

Pacero yang tadinya berdiri di luar masuk tidak keberatan, karena sudah lama tidak menunggang kuda, jadi dia juga ingin mencoba kembali perasaan menunggang kuda.

Rong Yi mengangguk, "Bagus, kita hanya bertujuh pacuan kuda. Sebagai catatan, kami tidak dapat menggunakan seni, atau senjata sihir atau rune, atau hal lainnya. Ini pertandingan yang adil. "

Qi Lan mengaitkan bibirnya.

"Kami memilih kuda yang kami suka," kata Logus.

Rong Yi memilih yang besar, merah jambu, dan kuat.

Yin Jinye mengambil kuda hitam.

Saat orang-orang di tribun melihat mereka keluar dari kandang, semua tampak takjub.

"Logus juga bergabung dengan mereka? Dia memiliki kemampuan berkuda yang luar biasa. Dia pasti akan menang! "

"Kamu ingin mati? Beraninya kamu menang Logus akan menang? "

"Saya pikir, dengan Tuan Yin di sini, tidak ada orang lain yang akan menang."

"Tidak ada yang mutlak. Jangan lupakan dua tuan kecil. Jika dua tuan kecil menang, akankah Tuan Yin tidak bahagia? "

"Kamu benar."

"Kalau begitu, mari kita bertaruh siapa yang akan menang, oke?"

Melihat tidak ada yang bertaruh padanya, Rong Yi merasa kesal, "Mengapa tidak ada yang bertaruh padaku?"

Qi Lan mencibir, "Kamu kehilangan muka."

"Kakak, menurutku apakah itu wajahmu atau kemampuanmu, kamu tidak buruk. Tapi mengapa Anda menumbuhkan sepasang mata anjing untuk memandang rendah orang lain? "

Qi Lan mendengus marah, "Rong Yi, aku akan membiarkanmu merasa yakin dengan tulus untuk kalah!"

"Tunggu dan lihat saja."

"Shifu, shifu..."

Mendengar seseorang memanggilnya, Rong Yi menoleh dan melihat Bu Qi melambai padanya.

Bu Qi tersenyum, "Shifu, aku bertaruh padamu!"

Rong Yi memberinya acungan jempol, "Itu muridku yang baik."

"Shifu, aku bertaruh dengan batu spiritual yang baru saja kau menangkan. Jadi Anda tidak bisa kalah, atau kami hanya bisa hidup di angin timur laut. "

Rong Yi, "..."

Logus tertawa terlepas dari dirinya sendiri, "Tidak buruk untuk memasang taruhan dengan batu spiritualmu sendiri. Setidaknya Anda tidak akan merasa malu karena tidak ada yang bertaruh pada Anda. "

Rong Yi mendengus ringan, "Aku tidak akan berdebat dengan seseorang yang tidak memiliki penglihatan."

Yin Jinye berkata kepada Rong Yi, "Saya telah mengirim kata-kata kepada pengawal saya, biarkan mereka semua membeli Anda menang."

"Kamu benar-benar punya visi. Tidak heran aku akan jatuh cinta padamu. " Rong Yi mengedipkan mata padanya, "Setelah kembali, kamu akan menerima 'hadiah besar'."

Sudut mulut Yin Jinye sedikit melengkung

Melihat keduanya menggoda di depan mereka, Qi Lan hanya merasakan kemarahan di hati meningkat dengan cepat, tetapi pada saat yang sama, juga tidak mengerti mengapa dia merasa kesal melihat mereka menjadi begitu intim.

"Jadi Tuan Yin akan membantu Tuan Rong memenangkan pertandingan?" kata Logus sambil tertawa.

Yin Jinye menatapnya, "Tanpa bantuan saya, dia masih bisa memenangkan pertandingan."

Logus terkejut karena Yin Jinye begitu percaya pada Rong Yi.

Lihat, lihat betapa yakinnya ayahmu tentang pasangannya. Rong Yi berkata dengan gembira kepada kedua anak itu, "Ketika kamu sudah dewasa dan memilih pasanganmu, kamu harus memilih seseorang seperti ayahmu, yang juga memiliki kepercayaan pada pasangannya. Pooh! Apa yang saya katakan? Anda seharusnya melupakan apa yang baru saja saya katakan. Meskipun saya tidak menentang, tolong jangan membawa pulang menantu laki-laki. "

Yin Tao dan Jiang Wu saling memandang dengan tatapan kosong, menunjukkan bahwa mereka tidak begitu mengerti kata-kata Rong Yi.

Pacero tertawa saat mendengar mereka bertengkar.

Pada saat itu, pengawas berlari dan berkata, "Tuan, Tuan Yin, perlombaan siap dimulai. Harap antri. "

Kemudian Rong Yi dan yang lainnya berdiri dengan rapi.

Qi Lan berada di sisi kiri Rong Yi. Saat gong berbunyi, dengan sebuah lemparan, sebuah batu kecil menghantam kaki kuda Rong Yi.

Rong Yi mengangkat satu kaki untuk memblokirnya, segera berlari keluar, "Dasar brengsek! Saya tahu Anda akan menggunakan trik kotor! Jika Anda melakukan ini lagi, jangan salahkan kekasaran saya. "

Qi Lan menggelapkan wajahnya dan dengan cepat menyusul.

Melihat mereka berdua selangkah di belakang, Logus tersenyum. Dengan tendangan, dia mempercepat untuk mengejar Yin Jinye.

Yin Jinye menatapnya, sama sekali tidak terburu-buru, masih mengendarai dengan kecepatan yang sama.

Ayah baptis dan kedua anaknya mengikuti dari belakang.

Tertinggal, Rong Yi bergegas untuk mempercepat. Tiba-tiba, cambuk diayunkan ke arahnya dari samping.

Dia terkejut dan buru-buru mengelak, "Qi Lan, apakah Anda pacuan kuda atau hanya mencoba menjebak saya?"

"Kedua." Qi Lan merasa amarahnya yang tercekik di dadanya menghilang saat dia melihat Rong Yi sangat marah.

Orang-orang di tribun saling memandang. Apakah ini benar-benar pacuan kuda?

Rong Yi menyipitkan matanya, "Tidak mudah membiarkanku kalah."

Dia mengambil pil dan melemparkan ke lubang hidung kuda Qi Lan.

Saat mencium bau aneh itu, kuda itu segera mulai bersin.

Rong Yi tertawa. Setelah menyingkirkan Qi Lan, dia mencoba mengejar ketertinggalan Yin Jinye dan lainnya dengan kekuatan penuh.

Logus mengangkat alisnya. "Impresif."

Rong Yi menjawab, "Kalau tidak, beraninya aku balapan denganmu?"

Dengan 'yah', dia melampaui mereka berdua. Tiba-tiba dia merasa bahwa kekuatan spiritual di dalam tubuhnya akan meledak.

"Sial." Rong Yi berseru.

Saat Yin Jinye melihat bahwa dia melambat, dia bergegas pergi ke sisinya dan bertanya, "Xiaoyi, kamu baik-baik saja?"

"Ayah, sepertinya aku akan dipromosikan."

Yin Jinye membeku di sana.

Logus bertanya-tanya, "Dipromosikan?"

Tiba-tiba, suara bom meledak di langit, yang membuat takut orang-orang yang ada di tribun.

"Apa yang sedang terjadi?" Semua orang melihat ke langit. Itu benar-benar tidak berawan. Bagaimana bisa ada guntur?

Penonton terkejut, karena mereka sering datang ke sini untuk menghibur diri, dan untuk pertama kalinya mereka mendengar guntur di cermin.

"Mungkinkah Logus membuat itu mencoba menakuti orang lain, jadi dia bisa menang?"

"Ya, mungkin."

Semua orang tertawa dan terus menonton pertandingan.