Liburan panjang, aku dan saudaraku memutuskan untuk berkemah di hutan yang terkenal dengan mitos-mitos yang beragam.
Selain buat berkemah kami juga ingin membuktikan beberapa mitos yang kami dengar dari warga desa yang tinggal dekat hutan itu.
Kami membawa kamera untuk merekam pengalaman kami, tentu saja kami juga membawa peralatan kemah tentu saja. Oh iya aku perkenalkan diri dulu nama ku Indonesia atau biasa dipanggil Indo.
Aku kesini bersama saudaraku bertujuan untuk berlibur dan menghilangkan kegabutan kami di rumah, kami kesini berenam aku dan lima saudaraku yang lainnya.
Mau kenal? Tapi aku malas mengenalkan. Baiklah aku kenalkan, Malaysia dan Philipina keduanya adalah saudara yang dekat denganku ibarat melakukan sesuatu rasanya kurang kalo ngak ada mereka.
Trus aku juga kesini bersama kakak perempuan ku Thailand, ada bang Vietnam yang alim dan kalem bisa diandalkan lah trus yang terakhir Brunei yang paling bisa diandalkan menurutku meski kadang terlalu khawatiran orangnya.
Setelah sampai di hutan kami mencari tempat yang bagus buat memasang tenda. Mencari tempat yang tidak jauh dari hutan namun dekat sungai gitulah.
Setelah menemukan tempatnya kami memasang tenda dan menyiapkan kayu bakar. Setelah itu kami bebas melakukan apapun sampai waktu makan malam.
Aku yang bosan karena di hutan tidak ada sinyal hanya berkeliling melihat-lihat pemandangan juga bunga-bunga dipikir-pikir mungkin bunganya bisa kubawa pulang buat nambahin koleksi bunga si Laos sama Thailand. Laos adikku yang tidak ikut karena ada urusan.
"Hutannya luas juga." Kataku mencoba menghilangkan kebosanan sambil melihat pohon-pohon yang ada di hutan itu.
Aku terus berjalan dan mengikuti hal yang menurutku menarik. Hingga tanpa sadar langit sudah mulai senja.
Aku memutuskan untuk kembali ke tenda namun... Aku tidak tau aku ada dimana. Melihat kesekitar yang kulihat hanyalah pohon-pohon yang rindang.Aku panik soalnya selain tidak tau arah balik ke tenda aku tidak melihat tanda-tanda jalan kembali, semuanya tampak sama aku sudah berkeliling selama 30 menit dan masih tidak menemukan jalan pulang.
Sial andai saja ada teman aku ngak akan panik sendirian. Setidaknya ada yang bisa diajak kerja sama.
Matahari sudah terbenam langit mulai gelap, sekarang sudut pandanganku mengecil fix aku sedang diuji. Semoga mitos-mitos yang dikatakan penduduk desa itu salah. Kalau sampai ada udah ngak kebayang aku paniknya bakal kayak mana.
Aku menyusuri hutan yang gelap dengan senter sebagai penerang jalanku. Sial kenapa harus tersesat segala sih udahnya aku lapar trus suara jangkrik yang harusnya indah malah nambah kesan horor di hutan ini.
Setelah berjalan cukup lama aku melihat kastil besar yang tampak sudah lama ditinggalkan. Namun lampu di kastil ini masih menyalah, karena sudah gelap dan ponselku sudah mau mati aku memutuskan untuk masuk kedalam kastil itu 'Dari pada mati dimakan hewan buas mending aku masuk kesini saja.' Batinku.
Aku memasuki kastil tua itu menelusuri lorong dan memperhatikan keadaan juga beberapa lukisan yang terpampang di dinding kastil itu.
'Lukisan yang indah.' Batinku.
Yah... Jujur saja penampakan dalam kastil ini tidak seburuk yang kukira, di dalam kastil ini tidak tampak terlalu kotor dan terlihat seperti masih terurus.Banyak pintu disekitar lorong menarik perhatianku untuk mengecek setiap isinya, siapa tau ada makanan.
Saat menemukan dapurnya aku mendengar suara dari lantai 2 kastil itu 'Oke ini sedikit menakutkan.' Batinku sedikit panik.
Aku memutuskan naik kelantai 2 kastil itu dan mencari ruangan asal suara benda jatuh yang kudengar tadi.
"Hmm harusnya disekitar sini." Gumamku sambil menelusuri lorong dilantai 2 kastil itu.
Saat mencari,aku merasakan tangan seseorang dipundak ku aku berbalik dan disaat itu aku merasa senang bahwa aku bukan satu-satunya yang tersesat di hutan ini.
Namun sepertinya ada yang aneh dengan orang ini. Ia memakai jubah hitam dan ia tampak memiliki taring yang tajam.
Karena terlalu lama melamun ia berteriak padaku.
"Halo?! Permisi kenapa kau ada disini?" Teriaknya meski teriakannya tidak sekencang Malay.
Aku tersadar dari lamunanku. Lalu menjawab pertanyaannya.
"Emm aku tersesat di hutan dan menemukan kastil ini, karena sudah malam aku memutuskan untuk menginap disini sebentar. Kau juga tersesatkan?" Jawab dan tanyaku.
"Tersesat? Aku tinggal disini, seharusnya manusia sepertimu tidak bermain di hutan malam-malam gadis kecil. Lagian aku yakin penduduk desa itu tidak mengijinkan orang lain masuk selain orang nekat." Jawab orang itu. Dan tunggu dia bilang aku gadis?! Aku ini lelaki tulen as- ok sabar Indo. Ingat kata Brunei tidak ada kata kasar.
"Maaf ya tapi aku ini bukan gadis, dan maksudmu tinggal disini kau tidak pernah keluar dari kastil ini?" Koreksi dan tanyaku lagi.
"Kau bukan gadis? Yasudah lah aku tidak peduli. Kenapa ada manusia yang berkeliaran di hutan ini?" Tanyanya tanpa menjawab pertanyaan ku, tidak sopan sekali.
"Apa maksudmu dengan manusia? Bukankah kau manusia juga?" Tanyaku bingung.
"Aku bukan manusia, aku ini adalah vampir." Katanya santai.
Tunggu vampir?! Bukankah itu hanya ada dinovel atau film-film? Aku tidak pernah mendengar mitos tentang ini.
TBC
Panjang sekali untuk chapter 1 nya ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampire Boyfriend
RandomSingapore x Indonesia Keknya Indo tersesat di hutan saat berkemah dengan ke lima saudaranya, didalam hutan ia melihat kastil besar nan luas, karena sudah malam ia memutuskan untuk memasuki kastil itu. Di sana ia bertemu dengan seorang yang mengataka...