Chap 3-Ceritanya

1.3K 150 32
                                    

Pagi itu Indonesia mulai terbangun dari tidurnya, ia memperhatikan sekitar dan menyadari bahwa dirinya masih berada didalam kastil itu.

Mungkin saja ia merasa bahwa dirinya akan dibuang tengah malam saat dirinya tertidur, tapi ia juga yakin
Makhluk itu tidak akan melakukannya.

Saat memperhatikan, ia menyadari kalau vampir yang menjadi tuan rumah itu tertidur di sofa yang ada di kamar itu, Indonesia yang menyadari vampir itu masih tertidur memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan mencari letak dapur (lagi) untuk membuat sarapan, itupun jika ada bahan makanan

Indonesia menelusuri lantai 1 dari kastil itu hingga menemukan ruangan yang ia yakini lagi sebagai dapur di kastil itu.

Ia memeriksa dapur itu dan dirinya tidak menyangka ada kulkas berisi penuh dengan stok makanan.

"Ternyata kastil ini memiliki makanan normal juga..." Batin Indonesia, sepertinya dia berpikir bahwa vampir itu kudet dan miskin deh.../plak/ padahal arsitektur rumah itu terlihat mewah dengan perpaduan gaya modern dan Eropa didalamnya.

Kruyuuuk suara perut Indonesia berbunyi, dia yang menyadari itu memutuskan untuk membuat sarapan untuk dirinya dan mungkin untuk sang tuan rumah.

Mengambil perlengkapan yang ia butuhkan, dengan terampil Indonesia mengolah bahan-bahan yang dia gunakan menjadi makanan yang dapat ia buat, dengan aroma yang menggoda, padahal yang ia buat hanya capcay dan ayam goreng ala Upin Ipin saja, dan meletakkan makanan buatannya itu diatas meja makan didekat dapur itu.

***

Aroma yang wangi dapat tercium di udara, vampir kita pun (najis) terbangun perlahan-lahan, sebelum akhirnya dia menyadari bahwa tamu tidak diundangnya itu, menghilang entah kemana, ia menyadari pintu kamarnya yang sedikit terbuka, kemudian memutuskan untuk mencari atau lebih tepatnya mengikuti aroma wangi yang diciumnya tadi.

Ia menuruni tangga dan menuju dapur yang terdapat dilantai 1 dan menemukan makanan yang tersusun rapi diatas meja dan Indonesia yang sedang makan di sana.

Indonesia yang menyadari kehadiran vampir yang menjadi tuan rumah itu berniat menawarkan makanan hasil buatannya sebelum sang vampir mengagetkannya dengan tiba-tiba menggenggam tangannya.

"A-apa yang kau lakukan?" Tanya Indonesia pelan.

"...." Singapore tidak menjawab dan tetap melanjutkan kegiatannya memegang telapak tangan Indo dan menciuminya atau mengendus?

"Au! H-hey! Apa yang kau lakukan?!" Tanya Indonesia kali ini dengan sedikit membentak.

Singapore tersandar dari perbuatannya kemudian melepaskan telapak tangan Indonesia perlahan.

"Apa itu sakit?" Tanya Singapore memastikan, pasalnya ia melihat luka yang telah diperban pada tangan Indonesia, yang ia yakini akibat acara memasaknya.

"Tidak terlalu..." Jawab Indonesia.

"Apa kau mau makan? Aku membuat sarapan. Oh iya! aku tidak tau kalau vampir bisa punya kulkas dan makanan normal." Tanya Indo yang sedikit terdengar seperti sindiran.

"Tentu saja bisa, kalau soal makanan itu mungkin karena kebiasaan." Kata Singapore beranjak ke kursi dan menyiapkan hidangannya.

"Kebiasaan?" Tanya Indo penasaran.

"Hmm. Bibiku sering menyuruhku untuk menstok makanan dulu dan sekarang sudah menjadi kebiasaanku..." Kata Singapore datar.

"Oh! Kau punya bibi? Apa artinya kau memiliki keluarga?" Tanya Indo semakin penasaran,tetap melanjutkan makannya.

"Kau pikir dari mana aku terlahir? Kau sungguh berbeda dari bibiku..." Kata Singapore datar sambil menyindir Indonesia.

"Bibimu.....? Apa yang membuatmu berpikir aku berbeda dengan bibimu? Tunggu... Jangan bilang...... Bibimu manusia?!" Kata Indo terkejut.

My Vampire BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang