chapter 1 : sahabat ter uwu-uwu

20 2 3
                                    

Tiga orang gadis sedang asik mengobrol riang di dalam kamar bercat abu-abu milik salah seorang dari mereka. Mereka terlihat seperti tidak punya beban hidup. Makanan ringan juga tersaji rapi di depan mereka, sangat sempurna. Mereka belum mengganti pakaian sekolahnya sehabis pulang sekolah tadi. Mereka langsung menuju rumah el, gadis berambut hitam panjang, dengan mata navy nya, hidungnya mungil di tambah bibirnya yang tipis membuatnya terlihat begitu cantik dari pada gadis lain. Orang yang tak mengenalnya mungkin akan berpikir ia adalah anak blasteran.

"gua denger-denger gosip baru di sekolah" celetuk dira, membuat rere dan el langsung menoleh ke arahnya.

"gosip apa? Sekolah mau di gusur? "sahut rere asal membuat el menonyor kepalanya, mulut rere itu memang tidak pernah di sekolahin.

"bukan sekolah yang di gusur tapi mulut lo yang suka ngasal itu yang gua gusur" ujar el sinis pada rere.

"sinis banget sih" sahut rere menunjukan deretan giginya.

"gua serius guys,,, ini penting banget loh khususnya buat lo" dira menunjuk el, membuat yang di tunjuk menaikan sebelah alisnya bingung.

" maksud lo? " tanya el tak mengerti

"lemot banget deh otak lo, maksudnya dira itu mulut lo yang bakal di gusur" timpal rere dengan sombongnya.

"tambah ngaco lo, gosipnya itu darren suka sama lo, el,,, " dira memulai gosip baru yang masih hangat-hangat nya untuk di kupas.

"darren yang mana? " tanya rere dengan tampang berpikir yang lebih mirip orang gila lagi sekarat.

"darren yang ganteng itu loh, masa lo ga tau sih" kesal dira

"setau gua di sekolah kita yang namanya darren itu cuman satu deh, darren temen kita yang putih, ganteng, Aaaaaaa!!!" rere malah salting sendiri membayangkan darren.

"iya darren itu yang gua maksud, lemot banget deh otak lo itu" keluh dira, rasanya ia jadi malah berbicara dengan rere. Berbeda dengan rere, el hanya diam dengan memasang wajah datarnya, ia benar-benar tidak tertarik membahas tentang darren, rasanya moodnya siang ini jadi hancur.

"oh! Darren yang itu!! " teriak rere yang baru sadar ke mana arah pembicaraan dira, itu otak apa siput lemot banget, batin dira.

"lo termasuk ke dalam cewek beruntung di sukain darren, banyak loh cewek yang suka sama dia tapi, darren malah suka sama lo" ujar dira sambil tersenyum senang.

"cie,,,, " ledek rere, namun el masih saja diam tak bersuara.

Dira dan rere tersadar, mungkin sahabatnya ini tak menyukai darren, semenjak putus dengan pacar pertamanya el benar-benar menutup hati, ia seperti trauma dan enggan berdekatan dengan laki-laki mana pun kecuali arsen, sahabat laki-laki el satu-satu. Padahal di luaran sana banyak laki-laki yang mendekati el dan berusaha meluluhkan hati el namun, hati el benar-benar sulit untuk di taklukkan jangankan untuk menaklukkan nya mendekatinya saja sulit.

"hp lo bunyi noh" rere menyenggol lengan el, membuat sang empunya menoleh ke arah rere, lalu melihat ponselnya. Tangannya meraih ponsel tersebut lalu mengangkat panggilan nya, el tak tau siapa yang menelponnya, tak tertera nama si penelpon di sana.

"halo" suara el terdengar datar
"el, bukan? " tanya si penelpon
"siapa? "el membalasnya dengan pertanyaan.
"darren" jawab si penelpon, alis el menyatu saat mendengan jawaban si penelpon, moodnya berubah buruk saat itu pula.sementara dira dan rere menatap el penasaran. "siapa? " bisik rere pelan, namun el tak menggubris nya sedikit pun.
"lagi ngapain?" tanya darren terdengar canggung. Dalam hatinya ia berharap el akan menjawab pertanyaannya dengan ramah.
"ngobrol" ketus el sambil memutar bola matanya malas. Darren sedikit lega karena el mau menjawab pertanyaan nya.
"gua ganggu? " tanya darren lagi
"bagus deh kalau lo udah tau"
"maksud lo gua ganggu? " tanya darren bingung.
"lo pikir aja sendiri! " kerus el

AlZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang