Jangan lupa biat vote dulu sebelum baca..
Selamat membaca"punya temen pada enggak ada adabnya semua! Kita mau pulang ini, woy! Ga peka banget sih kalau kita pengen di anterin sampai gerbang! Kalau lo mau besek anterin kita sampai dengan terus dorong pas lagi ada motor biar kita mati terus lo dapet besek! " gerutu rere nada bicaranya hampir mirip dengan ibu-ibu yang sedang menggerutu karena uang belanja nya kurang. Rere dan dira masih berdiri di ambang pintu kamar el.
"bener ya? " el antusias lalu bangkit dari atas kasur dan menghampiri kedua sahabatnya, menarik mereka secara paksa sampai di depan gerbang rumah el, lalu el membukakan gerbang dan menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat apakah ada motor atau mobil yang lewat lalu mendorong kedua sahabatnya ke tengah jalan.
"Aaaaaaaaa! " teriak rere dan dira histeris sampai menutup mukanya seolah ke takutan. "jangan tabrak aku mas!!! " teriak rere dengan nada alaynya.
"gila lo! " celetuk el lalu kembali masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu gerbangnya. Jangan sampai el tertular penyakit gilanya rere dan dira. huh, apa lagi rere yang gilanya sepertinya sudah akut.
"untung gua imut, coba kalau gua ga imut udah gua bakar nih rumah! " ujar rere sambil menunjuk rumah el.
"apa hubungannya imut sama bakar rumah, goblok? " tanya dira kesal.
"emang apa hubungannya? " rere malah balik bertanya pada dira. Membuat dira naik darah seketika, rasanya ingin ia memutilasi rere saat ini juga.
"ga mana gua tau, kan tadi elo yang bilang kutu badak! " kesal dira lalu mempercepat jalannya meninggalkan rere.
***
"hai el, ini aku bawain kamu bekel buat makan siang nanti" ujar salah seorang siswa yang kini sedang menghalangi langkah el, entahlah dia siapa el tak mengenal siapa laki-laki yang ada di depannya ini yang sedang menyodorkan sekotak bekel untuknya.
El baru saja sampai di koridor sekolah, ini masih pagi tapi sudah ada saja orang yang datang dan menghancurnya moodnya, menyebalkan sekali. Dan hal yang paling memalukan adalah mereka menjadi pusat perhatian siswa, siswi lain yang sedang berada di koridor tersebut.
"singkirin kotak makan itu, dan jangan halangi langkah gua! " titah el dengan tatapan datarnya. Namun, sepertinya si siswa tersebut enggan untuk menyingkirkan kotak makan tersebut dan hadapan el, membuat el sangat jengkel.
Tangan el terulur mengambil kotak makan tersebut membuat si siswa itu mengukir senyuman di bibirnya dan el melempar kotak makan itu ke tong sampah yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri, ia tak mau membuang-buang waktunya percuma hanya karena siswa ingusan ini.
Bukk,,
Kaki el menendang tulang kering si siswa lumayan kencang hingga ia meringis dan menyingkir dari jalan el. Harus di kasarin dulu ternyata, batin el menatap sinis si siswa tersebut. Mungkin el sudah cukup membuatnya hina di hadapan murid lainnya.
"pulang bareng yuk nanti" suara itu cukup mengagetkan el, sontak ia menoleh ke arah suara, darren. Sepertinya ini hari yang buruk untuk el. El tak merespon ucapan darren, pandangannya lurus ke depan dan enggan melirik darren barang sejenak. Darren mengelus pelan dadanya, ia berusaha sabar menghadapi el, gadis berhati batu itu.
"nanti aku tunggu di lapang ya? " ucapnya lagi, walau el mendiaminya ia tetap membuka topik pembicaraan baru. "kamu ma--"
"ga usah banyak ngomong lo! Panas telinga gua dengernya! " bentak el menatap darren dengan penuh emosi lalu meninggalkan darren yang masih terpaku.
Harusnya ia tak usah masuk sekolah hari ini, masih pagi moodnya sudah buruk. El benar-benar menyesal.
"pagi-pagi udah marah-marah aja, neng" celetuk seseorang. Siapa lagi sih, batin el kesal, ia mencari asal suara dan menemukan seorang laki-laki sedang berjalan ke arahnya dengan senyuman yang menghangatkan. Mereka pun saling bertatapan. "kenapa sih, el? " tanya arsen lembut.
Arsen, sahabat laki-laki el satu-satunya, ia adalah laki-laki yang paling dekat dengan el, ia sudah paham sikap el, apa makanan ke sukaannya, arsen sudah sangat mengetahuinya tak jarang el sering menceritakan keluh-kesahnya pada arsen.
"ga usah kepo lo" ketus el mengalihkan pandangannya dari arsen.
"el,, " teriak darren yang sedari tadi mengejarnya. Seketika mood el menjadi buruk kembali. Bila membunuh orang tidak dosa mungkin el akan membunuh darren saat ini juga. Apa darren tidak mengetahui bahwa el sangat risih dengan kehadirannya di dekat el. Arsen dapat melihat perubahan mimik muka di wajah imut el, ia paham el sangat tidak suka dengan ke hadiran darren.
"jangan ketuslah sama gua" ujar arsen mengerucutkan bibirnya bertingkah sok imut yang hasilnya malah menjijikan. Gemas melihat tingkah arsen el memukul pelan bibir arsen.
Plakk,,,
Sontak arsen langsung memegangi bibirnya yang terasa sakit akibat ulah el, sementara el melarikan diri sambil memeletkan lidahnya meledek arsen seperti bocah kecil, arsen hanya tertawa samar melihat tingkah sahabatnya.
"enak ya jadi lo" tiba-tiba suara darren membuat arsen mengalihkan pandangan ke arah darren. Sejujurnya darren iri dengan kedekatan arsen dan el, andai darren bisa bertukar posisi dengan arsen.
"lo suka sama el? " tanya arsen, sebenernya arsen sudah tahu jawabannya ia hanya ingin melihat ekspresi darren. Cara darren mendekati el sangat kentara kalau ia menyukai el.
"kenapa emang? " darren balik bertanya
"gpp" balas arsen lalu meninggalkan darren. Arsen hanya tidak yakin saja kalau darren dapat meluluhkan hati batu milik el.
***
Saat el memasuki kelas, ia tak menemukan siapa pun, sangat sepi, tak ada siapa pun di sini hanya ada dirinya yang sedang melangkahkan kakinya dengan gontai menuju meja tempat ia duduk yang berada di barisan tengah. udara yang menyejukan karena menggunakan ac, membuat mata el yang sedari tadi menahan kantuk tak bisa di tahan lagi. Ia menopang kepalanya di atas tangannya dan memejamkan matanya perlahan.
"woi! Sepi banget nih kelas kayak kuburan, beda banget sama kelas gua yang ramenya melebihin pasar malem pas pagi" suara cempreng milik rere membuat el mengurungkan niatnya untuk tidur, tak mungkin ia bisa tidur dengan kehadiran biang rusuh yang tak lain adalah rere.
"ngajak ribut lo! " el balas berteriak pada rere. Masuk ke kelas orang bukannya salam malah ngajak ribut, batin el. Rere hanya terkekeh pelan lalu berjalan mendekati sahabatnya yang pemarah ini.
"ini tuh masih pagi el, kalau kata nenek gua jangan tidur pagi-pagi nanti rezekinya di patok gajah loh" rere menasihati el.
"mana aja gajah matok, bego! " timpal el, ada ada saja sahabatnya ini.
"terus apa dong? " tanya rere sok polos.
"gajah nyengatlah, gimana sih. Tk lo ga lulus ya? " hina el padahal jawabannya lebih melenceng lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZa
Acakel gadis dingin, sinis dan kaku terlebih kepada laki-laki, selalu menjaga hati dari siapa pun yang ingin mendekatinya, sikap cueknya membuat laki-laki enggan mendekatinya namun, itu malah membuat arga tertarik kepadanya. bukan karena menyukai nya t...