"Sini...gue jelasin" ucap Dimas sambil menepuk kasur agar Adnan kembali.
Adnan menggeleng keras
Dimas bangkit berdiri mendekat kepada Adnan dan membisikkan sesuatu
"Lo mau duit gak"
Adnan langsung menangkap sesuatu di bisikan Dimas barusan 'duit' ya dengan jelas telinganya mendengar kata kata itu.
"Duit?" Adnan mengulanginya
Dimas mengangguk "Lo ikutin mau gue" . Dimas menempelkan dadanya ke dada Adnan kemudian lidahnya menerobos masuk kedalam langit langit mulut Adnan sekali lagi. Dimas memegang kepala Adnan agar tidak bisa menghindar dari serangannya.
Dada Adnan bergemuruh hebat...perasaan apa ini seperti listrik mengaliri dadanya. Apakah ciuman seenak ini...lidah Adnan mulai menari-nari mengimbangi permainan Dimas seakan tidak mau mengalah.
Tanpa sadar Dimas sudah melucuti kaos Adnan hingga puting di dada remaja nya terekspos. Tonjolan kecil berwarna merah muda tersebut dimainkan oleh ibu jari Dimas sambil mulut mereka berdua saling menghisap.
Adnan tidak sanggup menahan kengacengannya. Tonjolan panjang membentuk batangan tercetak di boxer kecilnya yang tipis.
Dimas tahu Adnan sudah sampai di puncak konak nya, namun sekali lagi Dimas mempermainkannya. Dimas melepas mulutnya kemudian mundur melihat kondisi Adnan yang sudah 'payah' sekali. Kontol ngaceng Adnan sungguh menggoda sekali, namun Dimas harus menahannya sebentar lagi.
Dimas berbalik dan langsung berbaring di kasur menghadap tembok meninggalkan Adnan yang masih bengong berdiri tanpa tahu harus berbuat apa dengan kontolnya yang tegak menantang.
Adnan masih menunggu...dan tidak ada sesuatu yang terjadi dengan Dimas. Dimas pura pura tidur menghadap tembok.
"Abang mau ngasih duit berapa" akhirnya Adnan bersuara lirih
Dimas tersenyum menang. Dimas membalikkan tubuhnya kemudian menepuk kasur disebelahnya kode agar Adnan mendekat.
Adnan berbaring disamping Dimas. Posisi mereka saling berhadapan. Dengan lembut Dimas membelai pipi dan telinga adnan. Perlahan Dimas mendekatkan hidungnya menempel ke hidung Adnan. Membaui nafas Adnan yang lembut. Adnan diam tak menolak. Dimas tersenyum. Mulut Dimas mendekat ke telinga Adnan berbisik lirih "gue kasih seratusribu tiap Lo mau nurutin keinginan gue" kemudian dengan lembut telinga Adnan digigit manja dan menjilati daun telinganya.
Adnan diam tak bereaksi, Dimas menyimpulkan Adnan tidak menolak dengan tawarannya.
Dengan beringas Dimas menciumi wajah Adnan yang polos. Mengenyoti bibir merah Adnan. Mengulum lidah Adnan.
Adnan kelabakan menerima serangan membabi buta tersebut. Dengan canggung kedua tangan Adnan meraih kepala Dimas dan memegangnya.
Entah kapan mereka melepas celana yang jelas kini keduanya sudah bugil. Kedua kontol ngaceng mereka tegak saling menggesek dan menekan menimbulkan hasrat birahi tak tertahan.
Mulut Dimas telah berpindah ke puting Adnan yang mungil kemudian mengigit halus dan menyedotnya hingga menimbulkan jejak merah. Adnan menggelinjang menahan rasa yang aneh saat puting mungilnya tersedot, seluruh tubuhnya terasa teraliri rangsangan yang hebat.
Lidah nakal Dimas menjelajahi semua lekuk Adnan. Jejak sixpack remaja Adnan ditelusuri dengan lidah Dimas hingga garis selangkangan.
Dimas menciumi kontol Adnan yang sudah tegak menjulang. Kontol itu bearoma pewangi pakaian yang lembut mampu membangkitkan hasrat Dimas. Dijilatinya batang kontol Adnan dari bawah keatas kemudian mengulumnya dan memainkannya dengan lidah Dimas.