Seharian Adnan bermain PlayStation hingga jari jarinya kebas karena memainkan joystick. Dengan begitu Adnan dapat sedikit melupakan kejadian bangsat bersama lelaki setan yang baru saja dikenalnya.
Adnan pulang ke rumah kontrakan petang harinya, sebelumnya mampir ke kios Bu gendut untuk membeli nasi. Seperti biasa Bu gendut sedang menghalau ayam ayam dengan gear senjata tawuran anak SMK.
"Biasa Bu...bungkus ya.." Adnan memesan nasi dengan lauk favoritnya.
"Eh tumben lu pulang jam segini" ucap Bu gendut sambil mengejar ayam ayam dan mengayun ayunkan gear yang diikat sabuk.
Adnan hanya tersenyum lelah. Ia hanya akan mengakhiri hari ini dengan tidur panjang berharap keesokan harinya ia akan melupakan semua kejadian kejadian buruk yang menimpanya kemarin.
...
Setelah makan Adnan mandi membilas seluruh tubuhnya dengan air dingin. Menyabuni seluruh tubuhnya kemudian meraba liang silitnya. Jemarinya merasakan betapa liang yang dulunya rapat kini terasa empuk. Dan...BLESSS...dengan mudahnya jemarinya lolos kedalam liang tersebut. Adnan kaget bukan kepalang, lelaki setan itu telah merusak tubuhnya yang paling berharga.
Dengan tubuh basah Adnan berjongkok di lantai kamar mandi. Tangannya menjangkau liang silitnya dari belakang dan mengobel berusaha mencari rasa unik yang telah ia resap kemarin. Adnan penasaran sekali dengan lubang kenyal itu. Jarinya semakin dalam menggesek daging daging kenyal dalam rongga silitnya. Tiga jarinya merasakan sensasi aneh saat menggesek tonjolan prostat yang tersimpan di kedalaman. Kontolnya tegak seketika. Adnan bingung dengan apa yang terjadi dan terpaksa menyudahi aktivitas tersebut sebelum terlampau jauh. Adnan menyelesaikan aktivitas mandinya dan ingin tidur.
Tetapi telinganya menangkap suara kendaraan yang berhenti didepan rumahnya dan sekejap terdengar ketukan di pintu rumahnya. Dengan malas Adnan menghampiri pintu dan membukanya. Paling pak RT minta iuran kebersihan, pikir Adnan.
Separuh pintu terbuka menampakkan wajah Dimas yang tersenyum lebar. Adnan langsung cekatan menutup pintunya. Namun dengan gesit kaki kanan Dimas terlebih dahulu mengganjal pintu tersebut. Maka terjadilah saling dorong antara mereka, tidak ada yang mau mengalah.
"Ngapain kesini lagi sih bang" Adnan bersikukuh tidak mau menerima Dimas masuk.
"Biasa lah kan mau nuker duit"
"Kemarin udah kan bang" sahut Adnan yang masih kuat menahan pintu reot tersebut.
"Udah abis! Sekarang mau lagi..." Seru Dimas tidak mau kalah.
Adnan menginjak kaki Dimas kuat kuat hingga Dimas refleks menarik kakinya, seketika pintu reot itu tertutup dan terkunci oleh Adnan.
Ditengah kedua lelaki tersebut saling beradu argumen didepan pintu, Bu gendut tiba tiba lewat. Tampak Bu gendut sedang mengejar gerombolan ayam sambil membawa keranda mayat.
"Lohhh nak Dimas lagi ya"
"Iya Bu, keliatannya lagi sibuk ya" sahut Dimas sopan.
"Loh kenapa gak masuk, sepertinya tadi si Adnan udah pulang" seru Bu gendut sambil menurunkan keranda mayat.
"Iya ini buk, mungkin sudah tidur"
"Ahh gak mungkin tuh anak jam segini tidur"
"NAAAN....ADNAAAAN...WOOOI BOCAHHH!!! TEMEN LU DILUAR NIHHH ... BUKAIN NAPAA....BUDEGGG LU...KAGA DENGERRR APAAA!!!!...GUE TENDANG ROBOHH TUH PINTU!!!"
Teriakan Bu gendut membahana hingga merontokkan bulu bulu ayam...Akhirnya Adnan membuka pintunya demi pintu mungilnya itu tidak porak poranda terkena tendangan Bu gendut
"Bu gendut bangsat" bisikan lirih dari bibir tipis Adnan