Bukan kunti

10 5 15
                                    

Gimana all, seru nga ceritanya?
Kalau seru tinggalin voment yak
Kalau nga suka gampang kok, skip aja.

         

▪︎▪︎▪︎▪︎

Semilir angin malam yang dipadu padankan dengan suara jangkrik membuat suasana semakin horor. Jam menepatkan jarumnya pada angka 11.00 malam. Sesekali terdengar suara rintihan dari balik kamar. Sehingga membuat gadis yang tengah berlabuh ke alam mimpi itu terbangun.

"Sempat-sempatnya itu kunti mau main ama gue, awas aja lo ya kunti,"gerutu Libra terbangun ingin mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sebelum menghampiri sumber suara itu.

Langkah Libra terhenti, arah matanya tertuju pada sebuah kamar yang tak lain ialah kamar Avkar. Perlahan langkah demi langkah mendekati pintu kamar itu.

Ceklekk....

pintu kamar itu mulai terbuka namun hanya gelap yang tampak dari balik kamar itu.

Hiksss...hikss..

Kini suara itu semakin terdengar samar-samar  dari balik ranjang tempat tidur.

"Woii! Keluar lu kunti, gue lagi mager jadi lu nga usah sembunyi, udah malem jadi jangan main petak umpet lagi." Gadis itu mulai kesal karena merasa dipermainkan oleh om kunti. Eh ralat, maksudnya mba kunti, yakali kunti ada juga yang waria.

Suara dari balik ranjang tempat tidur itu kembali terdengar dengan sedikit rintihan seperti orang yang menahan rasa sakit."Ra?! Ini gue Avkar kakak lo, bukan kunti."

Libra yang sedang siap siaga karena ia tahu bahwa mba kunti kali ini akan mengajaknya war bersama, seketika terlonjak karena mendengar suara itu ternyata adalah suara kakaknya, bukan kunti.

"Astaga naga, lo kenapa kak?!"ucap Libra tak lupa dengan majas hiperbolanya.

"Perut gue sakit, Ra. Lo beliin gue obat gih,"pintah Avkar tak tahan dengan rasa sakitnya.

"Lu PMS?? Atau makan rujak nga ngajak ngajak gw ya?" Cerocos Libra tanpa menghiraukan perintah kakaknya.

"Lu ya!! Udah tau gue lagi kesakitan malah dituduh yang engak-engak"

"Ya maap kak, lagian elu sih masa iya nyuruh adeknya buat beli obat sendirian mana tengah malam lagi,"ucapnya ketika melirik kearah jam dinding.

"Buruan Ra, lu tega bener liat kakak lu kesakitan ha? Buruan dah entar gue telponin temen gue buat temenin lu ke apotik." Avkar semakin tak tahan karna perutnya mulai melilit seperti sate lilit pak Iwan.

"Ga usah ditemenin juga gue berani kok, lu kira gue cewek penakut kaya mantan-mantan lu kak?"cibir Libra pada Avkar.

"Arghhh...nga usah bahas bahas mantan dah Ra, keburu mati gue baru lu pergi beli obat?!"Avkar mulai geram karna Libra yang sedari tadi tak beranjak pergi dan malah ingin berdebat disaat situasi begini.

"Otw kakkkkk." Libra berlari secepat kilat karna muak mengoceh.

"Hati-hati, Ra! Kalau ada apa-apa hubungi aja temen gue,"teriak Avkar yang mungkin tak terdengar lagi oleh Libra yang sudah turun kelantai bawah.

                       

                             ☆☆☆

Tak seperti orang pada umunya pergi kemana mana menggunakan kendaraan pribadi apalagi saat malam hari. Lain halnya dengan Libra, gadis itu selalu pergi bersama dengan skateboardnya tak mengenal hujan ataupun malam hari. Itulah salah satu keunikan Libra dari gadis lainnya, mandiri, berani dan tak cengeng.

LibrAlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang