Prolog

68 3 0
                                    

Hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang di jalanan, tak menggangu para pengunjung sebuah kafe klasik, yang terhimpit diantara gedung-gedung yang mencakar ke langit.

Seakan tak tergerus waktu, bangunan sederhana itu masih tegak berdiri bersaing dengan bangunan-bangunan disampingnya.

Cat putih tulang hampir memenuhi semua dinding tembok kafe itu.

Kaca-kaca kayu besar mendominasi bagian depan kafe, sehingga baik yang didalam maupun yang diluar dapat saling bertatap.

Lonceng yang terletak diatas pintu jarang berhenti berdenting saat jam-jam istirahat pegawai kantor sekitar kafe. Seperti saat ini.

Tidak ada plang nama untuk kafe ini, hanya papan gantung bertuliskan welcome bertengger disamping pintu. Sesekali angin menggoyangkannya, menimbulkan derit samar.

Beberapa orang mengabaikan kejanggalan itu.
Tapi ada juga orang-orang yang penasaran dan menanyakannya.

Alunan musik klasik terdengar disela-sela dentingan lonceng, saat setiap orang memasuki kafe ini.

Dan pengunjung akan disuguhi rak-rak buku yang menjulang hingga kelangit-langit. Yang membuat siap saja berdecak kagum.

Dari konter pemesanan, sang pemilik akan mendongakkan kepalanya, sambil tersenyum mengucapkan.

"Selamat Datang...."

************~~~~*************

************~~~~*************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Salah satu sudut kafe

 Salah satu sudut kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stranger owner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stranger owner

~~~~


Haloooo, para Tokoh Patah Hati, xixixixi

Iya kamu,,, mungkin ada sebagian jejak kisah kamu disini.
Jadi tinggalkanlah sedikit jejak juga, bahwa kamu benar ada.

Ruang Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang