1-Peringatan

97 26 15
                                    

Hallo guys👋

Btw ini cerita pertama aku loohh:v
Minta kritik dan sarannya yaa, maaf kalo banyak yang typo

Komen di tiap paragraf juga fong hyung:(

Jangan lupaa follow akun kuu

Happy reading guys

.
.
.
.
.
.
.

"Mih Gisha berangkat dulu yaa," dengan terburu-buru Gisha menyalimi tangan kedua orang tuanya setelah menyelesaikan rutinitas paginya sarapan.

"Iya, kamu berangkatnya sama Papih aja yaa," ujar Reyna-Mamih Gisha yang melirik kearah suaminya.

"Iya, sekalian aja sama Papih, lagian kan kantor Papih sama sekolah kamu searah," sahut Ilham-Papih Gisha yang sudah rapih dengan baju kerjanya dan menenteng tas kerja miliknya.

"Yaudah Gisha nunggu di mobil yaa." Ujar Gisha yang langsung berjalan ke arah mobilnya yang sudah disiap kan oleh mang Tamin.

"Aku berangkat dulu yah, sama Gisha." Pamit Ilham kepada sang istri.

Reyna segera menyalimi punggung tangan suaminya itu "Iya mas, kamu hati-hati yaa."

Reyna dan Ilham pun berjalan kearah teras rumah yang dimana sudah terpampang mobil mewahnya itu, dan segera menaiki mobilnya.

Tiiitttt

Ilham membunyikan klakson mobilnya tanda pamit kepada sang istri, yang langsung dibalas dengan lambaian tangan.

Ilham mengendarai mobilnya itu dengan kecepatan sedang, dan sesekali bertanya ataupun bercanda gurau dengan putrinya itu.

Butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke sekolah Gisha, kini mobil yang ditumpangi Gisha dan Ilham telah berada di depan sekolahnya. Gisha segera keluar dari mobilnya itu setelah menyalimi tangan Papihnya.

Seperti biasa, ketika Gisha sedang berjalan menuju kelasnya tak sekali dua kali mendengar bisikan-bisikan para siswi yang sedang berada di koridor. Hal yang tidak aneh menurut Gisha karena dia sudah terbiasa dengan itu.

Gisha pun seperti mendapat rangkulan di bahunya. "Sendirian aje lu neng," goda Nindy-sahabat Gisha yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

"Apaansih Nin," ujar Gisha dengan tatapan datarnya itu.

"Muke lu datar amat neng kaya setrikaan."

"Hmm," dengan wajah yang sangat amat datar.

Nindy pun memutar bola matanya malas. "Eh btw si Maura mana? tumben tuh anak belum keliatan batang idungnya," ujar Nindy sambil mencari ke segala arah.

Gisha menghendikkan bahunya tidak tahu, tampak acuh dengan Nindy.

Gisha dan Nindy pun terus berjalan ke kelas mereka dengan menghiraukan bisikan-bisikan mereka syaiton.

Ketika keduanya sudah sampai dikelas, mereka pun tak heran dengan suasana kelas yang gaduh. Sudah dipastikan mereka sedang mengincar jawaban fisika tugas minggu kemarin.

Aldo yang melihat kedatangan Gisha dan Nindy pun segera menghampirinya dengan heboh. "Sha! Sha! bagi jawaban fisika dong.." pinta Aldo dengan jurus memelasnya.

Gisha memutar bola matanya malas, "Sekali kali jangan nyontek bisa ngga si lo," dengan tatapan dinginnya.

"Aduh Sha pliss-"

My Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang