-𝒪𝓃ℯ-

62 11 0
                                    

B ᴀ ʙ  S ᴀ ᴛ ᴜ

ˢᵉˡᵃᵐᵃᵗ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ༼ つ ◕◡◕ ༽つ

Hari ini, dirinya genap 3 tahun berada di SMA Karasuno. Bersamaan dengan penerimaan murid baru. Dalam beberapa hari terakhir, sosok cantik yang menjabat sebagai manajer tim voli putra SMA Karasuno itu tampak sibuk.

Meski sudah berulang kali ditawari bantuan oleh kedua kouhainya, dia tetep kekeh melakukan tugas sendirian. Membuat sang wakil kapten merasa cemas.

"Daichi, apa kita benar-benar tidak membantu Shimizu? Dia terlihat sibuk sejak kemarin," kata Sugawara, mereka baru saja berlatih dan Daichi yang berdiri di sampingnya membalas dengan kekehan.

"Bukannya kamu tau, dia memang begitu? Padahal aku lihat kamu selalu memperhatikannya, Suga." Laki-laki itu menoleh kaget, dia segera menggelengkan kepala cepat meski rona tipis di pipi putihnya terlihat jelas. Sang Kapten lantas tertawa.

"Kenapa harus malu? Aku tau kamu sudah lama menyukainya, kan? Kenapa tidak dinyatakan saja?" Daichi semakin menggoda dan itu jelas membuat Sugawara malu.

"Daichi, kadang ada beberapa hal yang lebih baik kita simpan sendiri, sama seperti perasaan ini." Mata hitam yang tadi fokus pada botol di tangan, kini beralih menuju sosok cantik yang tengah membereskan sesuatu. Ah, iya, selama ini, Sugawara sudah tidak pernah melihat senyumnya, dia ingin sekali melihat senyum milik gadis itu, tapi apa bisa?

Hari semakin larut, mentari sudah mulai tenggelam berganti gelap yang siap menguasai malam. Para anggota tim voli putra SMA Karasuno sudah banyak yang pulang, hanya menyisakan dua orang laki-laki dengan seorang gadis cantik.

"Otsukare," kata Daichi pada dua orang di depannya. Sugawara hendak berbalik sebelum suara Daichi hampir membuat jantungnya berhenti berdetak.

"Shimizu kau pulanglah dengan Sugawara, ini sudah cukup malam," saran Daichi yang memang sengaja ingin mendekatkan sahabatnya itu dengan sang manajer. Karena sekarang adalah kesempatan terakhir, jika tidak, mau kapan lagi? Sugawara harus mencobanya, mencoba menaklukan hati seorang Shimizu Kiyoko.

"Ta-tapi Shi-" Sugawara tidak bisa berkata-kata saat netranya bertemu langsung dengan mata tenang milik Shimizu. Bibirnya menjadi kelu.

"Baiklah. Tapi sepertinya Sugawara keberatan."

"Tidak! Bukan begitu, ah sudahlah lebih baik kita pulang sekarang." Sugawara segera berbalik, diikuti Shimizu yang tetap berjalan tenang. Sementara Daichi malah menahan tawa melihat kegugupan Sugawara.

***

Cahaya terang bulan serta suara gesekan sepatu dengan jalan menemani langkah dua insan itu. Tidak ada percakapan, mereka saling menutup bibir tanpa ada niat memulai pembicaraan.

Sugawara yang tadinya berjalan di depan, memilih memelankan langkah dan berada di belakang Shimizu. Mengamati gadis itu dari belakang dengan hening. Ah begitu menyenangkan.

Perjalanan mereka telah selesai. Dua insan itu sudah sampai di depan rumah milik keluarga Shimizu.

"Terima kasih sudah mengantarku, maaf merepotkanmu."

"Tidak, tidak apa-apa kok."

Sugawara jadi gugup, matanya dia alihkan ke sekitar.

"Kau tak perlu secanggung itu. Ya sudah, sampai besok."

Dalam hitungan menit, Sugawara melihatnya. Senyum tipis milik Shimizu Kiyoko yang sukses membuat jantungnya kembali berdetak tak karuan.

Senyum itu kembali dia lihat dengan cara yang terduga.

Happy new year!

𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰...
𝓢𝓮𝓮 𝓾 𝓷𝓮𝔁𝓽 𝓬𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑒𝑛𝑡𝑛𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑘𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑑 𝑡𝑜 𝑦𝑜𝑢𝑟 𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑟𝑦! 𝑇ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑢:)

Kamis, 31 Desember 2020
𝑏𝑦 𝑝𝑖𝑤✓

Rhythm Project | Shimizu KiyokoWhere stories live. Discover now