-𝓢𝓲𝔁-

14 1 0
                                    

Di sisi lain, Shimizu penuh cemas menunggu balasan dari Sugawara. Dia hanya ingin tahu, sungguh. Ada hubungan apa Sugawara dengan 'dia'?

Sugawara: Iya tadi aku ke makam. Kok tau?
Shimizu: Tadi aku mau mengunjungi makam saudaraku lalu lihat kamu
Sugawara: Oh begitu

Canggung. Shimizu kehabisan topik balasan. Dia ingin bertanya lebih banyak dari sekedar siapa yang dikunjungi Sugawara tanpa menimbulkan kecurigaan. Dia yang tidak terbiasa ikut campur urusan orang lain, kini malah kepo?

Di tengah pikirannya yang kalut, ponselnya kembali bergetar. Ada pesan lagi dari cowok itu.

Sugawara: Ah iya, akhir pekan ini kamu sibuk nggak?
Shimizu: Enggak kok, kenapa?
Sugawara: Mau keluar bareng? Eh tapi ini bukan kencan ya!

Kening Shimizu berkerut, lalu tertawa kecil. Siapa juga yang menganggap ajakan main itu sama dengan kencan?

Shimizu: Haha iya-iya, mau ketemu dimana?
Sugawara: Nanti biar aku jemput saja. Oh iya mungkin jamnya sekitar pukul 11 ya. Kalau begitu, sampai jumpa!
Shimizu: Iya

Berpikir bahwa sudah tidak ada pesan balasan lagi. Shimizu mematikan ponselnya hingga layarnya kembali hitam, lalu meletakkan benda pintar itu di atas meja belajar. Dia menarik kursi dan mulai fokus mengerjakan tugas sekolahnya.

***

Waktu berjalan begitu cepat, sekarang sudah akhir pekan. Sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu Sugawara. Berulang kali dia mengecek penampilan dirinya di kaca kamar. Memastikan bahwa penampilannya sudah oke. Dia menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur. Di sana sudah ada ibunya yang sibuk dengan peralatan masak.

"Kaa-san Suga mau berangkat dulu. Minta doanya ya biar lancar PDKT-nya hehe," kata Sugawara sembari mengambil roti lapis di meja yang sudah disiapkan ibunya. Wanita paruh baya itu menoleh dan mengacungkan jempolnya pada sang putra.

"Kalau berhasil jangan lupa oleh-oleh ya!" candanya yang disahuti Sugawara dengan kekehan. Ibunya sangat senang menggoda dirinya.

Sugawara mempercepat langkah begitu selesai melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya itu. Benda bundar itu sudah menunjukkan pukul sebelas lebih lima namun Sugawara masih belum sampai di rumah Shimizu. Masih butuh beberapa belokan sampai tiba di rumah gadis itu. Sampai akhirnya dia melihat Shimizu sudah siap dan hampir berpamitan.

"Shimizu! Maaf aku telat," ucap Sugawara, penuh sesal. Gadis itu hanya menganggukan kepala, tidak mempermasalahkannya.

"Kita berangkat jalan sekarang?" Sugawara mengangguk. Kemudian mereka berjalan beriringan, dengan suara detak jantung Sugawara yang tak karuan.

Sial! Shimizu cantik banget!

Shimizu mengenakan rok selutut berwarna pink dengan atasan blouse biru muda. Rambutnya dia gerai dengan jepitan kelinci di bagian kanan depan. Membuatnya tampak lucu dan menggemaskan. Terbukti saat mereka berdua berada di stasiun, orang-orang mulai melihat ke arah mereka, tidak, lebih tepatnya melihat Shimizu.

Sugawara yang gerah dan tidak tahan Shimizu jadi pusat perhatian refleks menggandeng tangan gadis itu dan mengajaknya masuk ke dalam kereta tujuan mereka.

Shimzu terkejut, namun tetap bisa mengendalikan ekspresi wajahnya. Entah kenapa, jantungnya terasa berdetak lebih cepat.

Dari awal, dia tidak seantusias Sugawara yang sangat menantikan hari ini. Shimizu mengiyakan ajakan Sugawara karena dia juga tidak acara. Namun, karena gadis itu teringat tentang hari di mana dia melihat Sugawara di makam dekat taman yang biasa dia kunjungi. Gadis itu sedikit menantikan akhir pekan ini.

11 Oktober 2022
VioleSra

Rhythm Project | Shimizu KiyokoWhere stories live. Discover now