"And what,You ask, does writing teach us? First and foremost, it remind us that we are alive and that is a gift and a privilege, not a right." –Ray Bradbury
Beberapa waktu lalu, ada seseorang yang mengirim pesan pribadi padaku, mengatakan bahwa ada yang bicara padanya bahwa belajar menulis itu tidak bisa otodidak, harus ada yang membimbing secara langsung. Mungkin kamu pernah mendengarnya, atau bahkan mengucapkannya pada orang lain. Jadi pernyataan tersebut benar atau tidak? Sesungguhnya yang mengatakan tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar.
Biasanya yang melontarkan kata-kata tersebut adalah orang yang sudah mencoba belajar menulis secara otodidak tetapi tidak mendapatkan hasil yang dia harapkan sehingga kita tidak bisa mengatakan pendapat dia salah. Karena memang, tidak sedikit yang mengalami hal yang serupa.
Sebenarnya bukan hanya dalam menulis saja. Belajar otodidak dalam banyak hal memang tidak mudah bagi sebagian besar orang karena untuk mempelajari sesuatu secara otodidak kita tetap membutuhkan beberapa pondasi dasar, misalnya harus bisa mengumpulkan informasi yang relevan dan akurat, memiliki ketrampilan melaksanakan materi tersebut serta memiliki kemampuan pemahaman mendalam terhadap informasi.
Biasanya orang yang gagal belajar secara otodidak memiliki tiga alasan. Pertama adalah tidak mengetahui cara mempelajari otodidak suatu bidang. Kedua, informasi yang didapatkan ternyata bukan yang dibutuhkan untuk pelajaran otodidak. Dan terakhir, ketidakmampuan memahami informasi relevan yang didapatkan.
Mari kita bahas satu per satu untuk belajar menulis secara otodidak. Pertama, cara belajar menulis otodidak yang benar bisa kita kutip dari Stephen King yang mengatakan, "if you want to be a writer, there are two things you must do, read a lot and write a lot." Ya, untuk menjadi penulis kuncinya memang hanya itu. Banyak membaca buku untuk memperkaya kosa kata, ide, diksi, dan teknik kepenulisan yang ada di buku-buku tersebut sekaligus banyak menulis untuk mengembangkan kemampuan dan kecepatan menulismu. Kalau kamu mau menulis tetapi malas membaca, maka akan sulit untuk kamu mengetahui dimana kekuranganmu, bagaimana membuat cerita menjadi lebih menarik, dan permainan kata yang bisa meningkatkan ketertarikan pembaca pada karya kamu.
Kedua, informasi yang kamu dapatkan bukan untuk mendukung belajar otodidak. Jika kamu mengandalkan buku panduan gratis yang bisa kamu dapatkan di Wattpad atau halaman website gratis lainnya memang seringkali informasi yang disediakan tidak untuk digunakan sebagai belajar otodidak, bahkan terkadang hanya berupa nasihat. Misalnya, tulisan tersebut mengatakan kamu harus menguasai KBBI dan PUEBI, tetapi tidak menjelaskan dimana kamu mendapatkan informasi seputar dua hal tersebut apalagi menyediakannya untukmu. Hal ini wajar saja, gunakan informasi tersebut sebagai langkah awal dan lengkapi sendiri informasi tersebut seiring berjalannya waktu.
Buku tentang menulis yang ada di toko-toko buku juga belum tentu banyak membantu. Saya ingat, ada penulis yang pernah bercerita ia mempunyai lebih dari 50 buku panduan menulis dari dalam maupun luar negeri, tetapi baginya sebenarnya hanya 10 atau 11 buku yang sungguh membantu. Sepeti itulah kira-kiranya.
Terakhir adalah ketidakmampuan memahami informasi yang relevan tersebut. Ada dua faktor yang mungkin terjadi, yaitu materi tersebut memang membutuhkan waktu dan petunjuk lebih untuk dipahami, misalnya tentang Show don't tell, Diksi, dan Plot Twist. Beberapa hal seperti itu butuh waktu untuk menguasai. Faktor kedua adalah malas. Mungkin karena informasi tersebut berasal dari bahasa asing yang tidak begitu dikuasai atau merasa cara yang dianjurkan terlalu merepotkan.
Jika kamu mengalami faktor pertama, tetap sabar dan terus menulis, pasti semua akan lebih baik. Namun, jika kamu menghadapi faktor kedua ya sebaiknya kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk belajar menulis, karena hasilnya akan sama saja bila dasarnya adalah rasa malas yang menghentikanmu menjadi penulis yang baik.
Jika saya pribadi di tanya, bisakah saya belajar menulis secara otodidak? Bukan tempat saya untuk menjawabnya. Karena kebetulan, saat saya mulai tertarik menulis, saya diajak teman mendirikan komunitas. Di komunitas menulis itu, kami belajar bersama mulai dari nol sehingga materi-materi yang kami cari dan dapatkan, bisa kami diskusikan bersama.
Namun, saya menyadari dengan betul bahwa manusia mempunyai kapabilitas untuk belajar secara otodidak. Dalam kasus saya, saya pernah belajar otodidak, tetapi bukan di bidang tulis-menulis. Saat itu, sebagai ketua tim PKM-KC yang didanai kemenristekdikti, saya harus mempelajari tentang IoT (Internet of Things) dan pengkodingannya. Padahal, di jurusan kami tidak ada materi kuliah seperti itu. Berbekal tutorial dari youtube, akhirnya saya belajar mandiri dan berhasil membuat program IoT untuk alat PKM kami. Semenjak saat itu, saya menyadari, potensi manusia untuk mempelajari sesuatu yang baru sangat besar. Jika menemukan tentor atau komunitas yang berkualitas, itu sangat bagus. Namun, jika tidak, kita masih bisa belajar mandiri berbekal buku-buku dan informasi yang terdapat di internet.
Semoga tulisan ini bermanfaat, sampai jumpa di tulisan berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Si Amatir
Phi Hư CấuBerisi tentang materi kepenulisan yang penulis kumpulkan selama satu tahun menyelam di dunia kepenulisan. Semoga bisa membantu dan memberi motivasi bagi penulis pemula yang ingin belajar menjadi penulis yang lebih baik. Happy Reading ^_^ Sumber...